Banyak orang yang hobby nya mengkoleksi sesuatu yang unik, misalnya souvenirs (kayak mbak Esther), teddy bears (hobbynya mbak TJ), berbagai ukuran ducks (koleksinya Mama Hanna), perangko dan pernak-pernik lainnya.
Hayo siapa yang hobby nya ngoleksi SENDOK, GARPU dan PISAU dari PESAWAT??????????? HAYO PADA NGAKU, NGACUNG….TUNJUK JARI!!!!! He…he…he….
Kalau koleksiku selama ini adalah……CABAI alias LOMBOK. Baik yang merah, ijo, kuning maupun orange. Cuma yang kuning dan orange sudah abis dimakan. Leo sampai geleng-geleng kepala melihat koleksi cabe ku yang aku simpan di freezer. Yang di gambar masih belum semuanya. Dia bilang:
“You are the biggest chilly collector in the whole village….mmmmm maybe in the Netherlands……..”
“Ah ya enggak lah. Mungkin saja ada orang Indonesia atau Asia lainnya di negri ini yang punya simpanan cabe lebih banyak daripada aku”
“Tapi aku yakin paling enggak kamu yang punya cabe terbanyak di desa ini”
Maklum tidak begitu banyak jumlah orang asing di tempatku, jadi ya bisa saja perkiraan Leo betul. Orang Belanda seperti juga orang-orang bule lainnya tidak tahan kalau harus makan pedas. Leo memang pengecualian. Paling tidak dalam satu hari, aku masak menggunakan cabe 3 biji.
Koleksi ini dimulai karena mahalnya harga cabe di sini. Dulu di supermarket harganya hampir mencapai 2 Euro plastik yang cuma isi 2 biji. Lha kalau pake 3 biji per hari kan sudah 3 Euro. Itu baru cabe thok, belum boemboe lainnya. Kalau untuk dapurnya orang Belanda sih nggak masalah lah kalau mahal, wong mereka jarang makan cabe. Mungkin 1 cabe per bulan saja sudah bagus. Jadi harga segitu mungkin masih nggak terlalu masalah buat mereka. Tapi kalau untuk dapur kami, kok rasanya masih terlalu mahal.
Sekarang memang supermarket Lidl menjual cabe, kalau nggak salah 80 cents per 2 biji. Tapi menurutku masih tetap mahal dibandingkan dengan harga di pasar.
Di pasar Rotterdam (kalau sedang ada cabe) harganya sekitar 1,5 s/d 10 Euro per kilo. Kalau harganya sedang murah yaitu dibawah 5 Euro, aku biasanya langsung beli. Apalagi kalau harganya 1,5 s/d 2,5 Euro per kilo, wis sudah kalap deh borongnya. Akhirnya pusing gimana nyimpennya karena freezer sudah full. he…he…he…
Tapi penting lho punya persediaan cabe. Pernah di pasar waktu itu berbulan-bulan nggak ada cabe sama sekali, padahal persediaan cabe di rumah makin menipis. Akhirnya begitu ada lagi, aku langsung borong. Kata Leo aku terkena trauma cabe. he…he…he…
Orang-orang Belanda yang kebetulan berkunjung ke rumah kami sampe geleng-geleng kepala melihat koleksi cabeku yang aku simpan di freezer. Aku yakin, mereka pasti terkagum-kagum. he…he…he…
Note: menanam cabe juga belum tentu tumbuh bagus kalau summer nya kurang panas dan kurang panjang. Ayo siapa lagi yang punya trauma cabe kayak aku?
wuah… mbak sri asyik koleksinya. saya sekarang masih punya simpanan cabe rawit sama cabe merah kering yang dibawakan ibu, jadi kalo pengin masak pake cabe direbus dulu baru diulek (tapi memang rasanya tak senikmat cabe segar). He he mbak sri, saya coba nanam cabe, sudah lebih dari 5 bulan usianya masih mungil terus gak bertambah besar. Tapi alhamdulillah di grocery ada cabe juga, sudah lumayan murah sekarang, seplastik (1 ons mungkin) harganya $1.36. Lha mbak kalo nyimpen cabe difrezzer apa gak busuk ya? pengin juga nyimpen cabe nih? caranya gimana mbak sri??, kebetulan saya suka pedes juga:)
walah Sri unik banget koleksinya…
wuaduuuuuuuuuh…unik bener hihihi..emang gak ada dua nya mbak sri ini loh.. pernah coba cabe habanero gak mba ? kecil tapi guuualak loh..
Cantik banget cabenya Sri..Mau dong..:)
kalau aku ya punya cabe di freezer tapi ya td bisa dibilang koleksi.jadi kalau butuh cabe ada tetangga MP yang punya gitu……
Koleksinya Sri bisa dibagi2 sama tetangga di dekat2. hehehe….
wah ini mah bukan koleksi tapi maruk cabe…hehe..*kaburrrrrrrrrrrrr
kebetulan disini cabe gag susah dan kami juga gag terlalu maniak ma cabe … jadi yaaaaaa, gag perlu mpe ngoleksi cabe la yaw … he he he …
sri ini belanda nya sebelah mana yah!…? kok susah cabe…?aku neh lagi kolektie pohon cabe, hidup nya di broeikas.
Nggak akan busuk kok. Caranya: cabe segar dimasukkin saja ke freezer. Nanti akan membeku dan tetap segar. Kalau perlu tinggal ambil saja. Supaya nggak gitu keras, disiram saja sama air, terus mau diiris, dipotong-potong atau diblender nggak masalah. Aku bahkan nggak suka kalau nunggu sampai mencair dulu.
Ha…ha…ha… ini karena kepaksa mbak, jadilah koleksi kayak gini.
Ya namanya juga terpaksa, nggak ada tukang sayur lewat. he…he…he…Belum pernah dengar tuh cabe habareno. Yang aku tahu cabe Kalimantan yang kecil-kecil banget tapi puedesnya minta ampun.
Silahkan ambil sendiri. he…he…he…
ha…ha…ha… sama ya kita nyimpennya di freezer….
Silahkan ambil…..ha…ha…ha…
Awas ya aku tangkap…he…he…he…Tapi emang bener sih, aku pernah panik karena waktu itu persediaan cabe tinggal dikit, padahal di pasar waktu itu sampai berbulan-bulan nggak ada. Begitu ada, kayak orang kalap borongnya. he…he…he…
Kalau pemakaian cabe nggak banyak sih nggak perlulah kayak aku. Ini kan karena terpaksa. Orang-orang koleksi perhiasan, aku koleksi cabe. he…he…he…
Aku tinggal di Krimpen. Cabe sih ada di supermarket, tapi menurutku sih mahal. Kadang kualitasnya juga nggak bagus. Di pasar desa jarang ada. Kalau pasar Rotterdam lumayan deh walaupun pernah tuh berbulan-bulan nggak nemuin cabe di pasar Rotterdam. Kami pernah nanem cabe kebetulan musim panasnya nggak panjang. Giliran musim panas panjang kami nggak nanem. Nyebelin deh…
Aku juga nyimpen cabe di freezer tapi klo mau ringkas sebelum disimpan digiling dulu aja trus dibungkus allumunium foil gitu dah diberi sedikit garam. Di Sydney pernah sekilo $40 kini turun seplastik kecil hanya 99cents, cukup murah!
haduh..pedese….nyeplus satu biji aja aku nggak kuat je, mbak…lidah jogja kebiasaan manis kali ya…:D
Iya hebat koleksinya,bagus tuh buat hari ibu mesti dapat piagam nih!!!
di sini ada cabe yang warnanya orangeukuran cabe rawit tapi gendut sekali dan rasanya pedaskalau deket syl bisa tambahi koleksinya š
Dibuat cabe giling ya mbak? Kalau aku kadang aku bikin sambel dan aku simpen di freezer. Kalau sampai $40 yo mahal juga ya. Syukur deh kalau harganya sudah turun.
Mungkin juga ya. Tapi gudeg pake sambel or cabe rawit yo enak lho. Atau bacem with lombok rawit yo enak. Legi, gurih campur pedes…
Ha…ha…ha…. bener juga ya….
Coba ya kita deket, bisa nambah tuh koleksi cabeku. Di sini dulu pernah juga ada cabe warna kuning, bentuknya kayak cabe keriting yang langsing. Pedesnya minta ampun. Sekarang kok nggak ada lagi ya.
koleksi yg unik š sudah pernah nyoba Scott Bonnet Pepper? puedes banget…
Wah belum itu. Perlu juga nih sekali-sekali tahu berbagai jenis cabe….Bentuknya kayak apa ya? Oh ya, nanti aku lihat di wikipedia deh….
wa…baru tahu ada yang koleksi cabe!
Mbak Sri.. mungkin perlu ditambah koleksinya dengan kentongan cabe… hehehe… itu lho kentongan seperti untuk di pos siskamling desa, tapi berbentuk cabe merah besar… untuk memantapkan diri sbg kolektor cabe… :D:D
Lha wong ben nyentrik kok. he…he…he…Maklum lombok larang, jadi gini nih hasilnya….
Ha…ha…ha… boleh juga tuh idenya. Ben luwih nyentrik. Cuma kalau bawa dari Indonesia kok abot ya.
wekekekeke… dasar wong endonesa, ra isoh maem yen ra ono pedes2e :p
Lha iyo to…..pancen jan wong endonesa tenan aku iki. Untung Leo bisa menerima, jadi aku nggak perlu masak dobel atau masak Londo saben dino.
lha … yen iki podho karo aku, mbak. penggemar lombok. aku yo tukang timbun lombok, khususnya lombok jemprit (cabe rawit) neng freezer. soale aku ndak doyan sambel botolan (sambal oelek, sambal trasi botol, dsb. kami tidak suka karena banyak MSG dan rasanya ndak karu-karuan). senang juga bahwa aku duwe konco. soale bojoku protes kok ben blonjo aku neng toko cina atau thailand selalu tuku lombok (bagi kami lombok di toko pakistan atau india itu “banci” — besar ukurannya, tapi rasanya tidak pedas sama sekali. malah asam!)
Kalau gitu sama dong kita. Toss….Aku beli lombok di pasar bukan di toko Asia, soale luwih murah beberapa kali lipat. Itu kalau di pasar sedang ada lho ya. Kalau nggak ada yo podo wae. Tahun depan kayaknya kami mau nanem lombok lagi. Dua tahun yang lalu nanem tapi hasilnya kurang memuaskan karena summernya kurang panjang. Terus terang sing luwih pinter tandur-tandur malah Leo, dudu aku. he…he…he…
Lha kalo nimbun, aku gek podhoan Sri … tapi yang aku timbun RENDANG yang ibu aku bikinin setahun yang lalu .. he-he-he …habis setiap mbikin … duko atiku .. NELONGSO, ga pinter-pinter mbikin rendang. Jangji kamu masih tetep aktif kan ya … he-he-he … tak gedor umahmu, buat minta ajarin ngrendang … wooo, tapine emoh rendang Tuna, jee.
Beruntunglah kamu ada yang men-suplai rendang. Ayo kapan-kapan kita belajar bareng untuk bikin rendang. Kalau perlu kita ke Den Haag dulu, minta tolong ibunya Devi untuk menyiapkan bumbu untuk rendang ukuran sekilo daging. Terus sampe tempatku, kita timbang rame-rame bumbu tersebut, terus dicatet dengan seksama. Baru kita praktek berdua. Ben ilmiah gitu lho. Lha kok ruwet temen yo….wong ibunya Devi ming cemplang cemplung thok.