Kebetulan MFM#6 kali ini membahas tentang keju, maka aku coba untuk membuat ulasan tentang keju Belanda. Tulisan ini pernah aku muat di sebuah milis. Karena aku bukan lahir di negara keju, tentu saja aku harus tanya Leo tentang masalah per-kejuan di Belanda. Aku buat sedikit ringkasannya di bawah ini:
a. Di Belanda ada berbagai macam kaas (keju) berdasarkan resep dan cara pembuatannya. Yang terkenal adalah Goudse kaas (keju Gouda), Edammer kaas (keju Edam), Leidse kaas (keju Leiden), Friesche kaas (keju Friesland).
b. Kalau anda membaca tulisan keju Edam, itu artinya keju yang dibuat dengan teknik dan resep yang originally dari Edam. Belum tentu keju tersebut dibuat di Edam. Bisa juga dibuat di Amsterdam atau di tempat lain. Begitu juga kalau anda membaca tulisan Goudse kaas, bukan berarti keju ini harus dibuat di Gouda tapi keju tersebut menggunakan resep dan teknik pembuatan yang asalnya dari kota Gouda.
c. Beda keju Edam dan Gouda adalah kalau kalau keju Edam bentuknya bola tapi kalau keju Gouda bentuknya lebih pipih tapi besar (walaupun beratnya bisa 12 kg per bijinya).
d. Keju Edam biasanya less salty atau kurang asin dibandingkan dengan keju Gouda. Terus terang kami biasa pake keju Gouda dibandingkan Edam. Nggak tahu kenapa, mungkin karena rumah kami lebih dekat ke Gouda daripada ke Edam kali ya. he…he…he. .. (apa hubungannya? )
e. Di kassboer (penjual keju) dan supermarket di Belanda kita bisa menemui keju dengan tulisan misalnya 20+, 30+, 40+, dan 48+. Ini menandakan kandungan lemak. Kalau anda misalnya menemukan tulisan: Goudse kaas 48+ artinya keju Gouda tersebut kandungan lemaknya lebih dari 48%. Berhubung sedang diet, maka biasanya aku pake keju yang kandungan lemaknya 10% atau maksimum 20%.
f. Setelah keju dibuat (maksudnya dicampur-campur bahannya) dan kemudian di “matang” kan atau disimpan dengan suhu 12-15 derajat Celcius, maka untuk menentukan tingkat ketuaan keju dalam penyimpanan di storage digunakan hirarki sebagai berikut. Ini adalah ukuran yang biasanya dipakai di Belanda, jadi di negara lain bisa juga lain ukurannya:
1. Jong (muda): usia pematangan di storage 0-4 minggu
2. Jong belegen: 4-8 minggu
3. Belegen: 8 minggu – 4 bulan
4. Extra belegen (Oud belegen): 4-7 bulan
5. Oud (tua): 7-10 bulan (biasanya ini sudah sangat kering dan sangat
asin)
6. Overjarig: lebih dari 10 bulan
g. Kalau anda menemukan Edammer kaas 48+ Oud, maka sekarang anda bisa
mengira-ira maksudnya kan.
h. Umur keju biasanya juga mempengaruhi harganya. Makin muda usia sebuah keju, biasanya makin murah harganya sedangkan makin tua biasanya makin mah
al. Ini dikarenakan untuk membuat keju tua membutuhkan usia “pematangan” atau penyimpanan di storage lebih lama.
Selain itu dengan jumlah melk atau susu yang sama akan menghasilkan keju yang “jong” lebih banyak daripada yang “oud”. Dengan proses “pematangan” atau penyimpangan yang lebih lama, keju “jong” akan mengkerut ke arah “oud”.
Setahuku sih penyimpanannya tidak sekedar disimpan saja, tapi dibolak-balik dan didiamkan segala. Aku kurang paham secara persis tekniknya, karena nanti penjelasannya
akan tergantung apakah keju tersebut pake teknik dari Gouda atau teknik dari Edam atau dari Leiden dsb.
Keju yang “jong” biasanya lebih creamy (maklum lebih banyak airnya). Sedangkan makin tua, makin asin, makin keras dan tentu saja makin mahal karena untuk menghasilkan jumlah kiloan yang sama, keju yang “oud” menggunakan lebih banyak melk (susu) daripada untuk menghasilkan keju yang “jong”.
i. Bagaimana penggunaan keju? Biasanya sih makin “jong� sebuah keju, bisa dimakan begitu saja atau untuk sandwich. Kalau bikin kaasstengel (kaas = keju, cheese; stengel = stick, jadi kaasstengel = cheese stick) biasanya pake keju yang tua karena lebih terasa. Kalau untuk taburan (misalnya untuk spaghetti), biasanya kami juga pake keju yang tua, supaya sedikit aja bisa terasa.
j. Kalau anda pengin tahu lebih banyak tentang perkejuan, silahkan klik di (sayang dalam bahasa Belanda):
http://www.zuivelonline.nl/?PageID=117
Kesimpulan: nggak rugi kawin sama Leo, paling enggak pengetahuanku tentang keju bertambah. He…he…he…
Catatan: gambar yang aku pasang adalah kaasboer (penjual keju) yang aku potret di pasar Rotterdam Blaak.
Oh ya, satu lagi, aku sudah bikin PR lho ya untuk MFM#6 di sini
makasih infonya….bermanfaat sekaleee…
TFS Mbak Sri.bener-bener lengkaaaap..aku sukanya yang extra belegen…suamiku malah yang Jong…kekeaku juga suka franse kaas…walaupun bau kayak kaos kaki yang ga dicuci 2minggu..tapi dimulut..nyam..nyam….apalagi running cheese, keju yang dimakan pas meleleh aja,waaah..ga kuku deeeh…..atu lagi..kalo Maas Lander kejunya dari mana ya?
manggut2…. oot gambar latarnya bagus lucu…..
Sama-sama….
Sama-sama say….Aku sih paling makan yang jong, kalau tua keasinen menurutku. Aku juga suka tuh Franse kaas (misalnya camembert (bener nggak nulisnya?)). Maas Lender aku nggak tahu dari mana. Mungkin Leiden kali ya?
Maklum aku penggemar Winnie de Pooh and the gank. hi…hi…hi…
Jong Java…Jong Celebes ya mbak…hehehe…Wah makasih nih artikelnya, jadi tahu tentang perkejuan. Kalo teknik pembuatan masing-masing jenis keju, bisa baca dimana ya mbak? Yang bahasa Inggris ajah… :D:D ra iso boso londo…
asyik ni belajar ttg keju, apalagi langsung on site… keju belanda, keju itali, keju perancis…
wah, makasih banyak buat infonya ya mbak Sri.. jadi lebih ‘ngeh’ nih sekarang.. hehehe
Mungkin bisa dilihat disini:http://park.org/Netherlands/pavilions/food_and_markets/cheese/making.htmlMungkin nggak terlalu lengkap ya….
Wis saiki sopo sing arep nggawe ulasan tentang keju itali, keju prancis dsb…..mungkin (pasti?) sudah ada, tapi aku wae sing ora ngerti….
Sama-sama say…
thanks for sharing mbak Sri ..jadi inget belum bikin MFM#^ ..hiks ….
TFS mbak Sri.. tadinya keju Belanda cuma tau keju Edam hehe… itu juga gak tau klu ada umurnya segala.. taunya yah keju tua ajah buat tambahan bikin kasstengel…
Sama-sama….Kalau sudah bikin, bisa aku bisa nyonontek kan? he…he…he…(maunya).
Sama-sama….Aku tahunya juga di sini kok. Dulu mana pernah aku ngerti beginian…..
Trims, Sri. Menarik sekali.
Trims Sri, article anda menarik sekali di sharekan bersama, tadinya tahunya Gauda dan Edam dari milis.
Makasih Sri.Tapi saya hanya suka makan keju Jong (muda), sedang keju tua nggak suka rasanya nggak enak. Itu menurut ku
Terimakasih Sri untuk informasinya.Aku sih sukanya jonge kaas (keju muda)Sama dengan Dian sukanya yang muda2 he he he
Sama-sama….
Sama-sama tante. Saya dulu tahunya keju malah cuma Edam dan nggak tahu kalau Edam itu sebetulnya nama kota.
Sama-sama…Saya sendiri juga lebih suka keju muda, kalau tua pasti cuma untuk taburan saja soalnya asin dan keras.
Sama-sama….Jadi sukanya yang muda-muda nih? Jadi suka lalapan dong ya…..
makasih uadah nurunin ilmu mba…hehekalo aku suka banget smoked cheese..kalo Gouda kayanya rada plain rasanya bt aku…maklum doyan asin.hehe
Sama-sama….Kalau pengin yang asin harus cari keju yang tua ya. Sedangkan aku lebih suka keju yang muda keculai kalau untuk bikin kue kering (walaupun jarang banget bikin)….. Smoked cheese enak tuh….jadi pengin…..Di sini kalau nggak salah ada juga keju yang rasa sambal, tapi belum pernah coba sih….
Edam disini ada dijual bulk dan ditulis product of Canada ^_^pdhl pas masih di Indo aku selalu kepikir bhw Edam itu sll impor dari BelandaMakasih udah sharing tulisan soal keju Belanda
Oo.. sambil manggut2 nih waktu bacanya.Thanks Mbak Sri ini menambah wawasanku tentang perkejuan.. hihihi.
mbak makasih sharingnya..secara dulu di milis aku pernah tanya2 dan mbak pernah ngejelasin panjang lebar kan..:)
Sama-sama…Mungkin Edam yang produk Canada itu adalah keju yang menggunakan teknik dan resep yang aslinya dari kota Edam.
Sama-sama….Manggut-manggutnya jangan sampai keterusan ya. he…he…he…
Sama-sama….Aku malah sudah lupa, siapa yang tanya waktu itu. he…he…he…
trims infonya….
thanks ya buat pencerahan ttg perkejuan…………..
Sama-sama Dyah…Sudah terima PM ku belum? Apa sedang pergi, jadi nggak sempat buka PMku?
Sama-sama mbak…
Wah thanks banget dech buat ilmu kejunya, Mbak…jadi bertambah nih ilmuku..:-)
Sama-sama…….Nggak pengin bikin ulasan tentang keju NZ? Di sana banyak juga kan keju……wong susu di sana murah juga kok ya….
terima kasih infonya ya… menarik juga ya… aku juga kadang bingung milih..karena banyak pilihan…biasanya aku pake jong dan roomkaas…karena keju tua terlalu asin .
Sama-sama….Aku juga nggak terlalu suka keju tua, asin banget menurutku. Kalau untuk kue kering, baru deh menurutku keju tua bagus soalnya sedikit saja pakenya sudah cukup.
Mbak, aku sudah melihat2 ke situs itu dan download semua videonya. Oalaahh jebule nggawe keju kuwi mirip koyok nggawe tahu ya… bedanya cuman di proses penyimpanan & pematangan aja…. hihihi…. gambare yo mirip tahu…mung guedhe… thanks mbak.
Sama-sama. Aku malah belum lihat videonya. he…he…he….Memang betul, keju bisa guede sekali…….aku saja nggak kuat ngangkat karena berat.
Mbak Sri, salam kenal. Saya nubruk blog anda via blog-nya Ci Ine tentang MFM 6. Numpang tanya sekalian, apakah mudah menemukan keju Belanda yang tidak menggunakan rennet dari binatang? Kesulitan kami penggemar keju adalah kebanyakan keju aseli dari Eropa kontinental selalu menggunakan “animal rennet”, dan sulit bagi kami untuk mendeteksi apakah binatangnya disembelih halal.
Terus terang aku juga nggak tahu resep keju Belanda, apa saja yang digunakan selain susu. Mungkin bisa search di internet. Kalau nggak salah ada juga kan keju Belanda yang dijual di Indonesia yang ada capnya halal?
saya menyediakan vegetable rennet untuk proses koagulasi susu menjadi keju, monggo berkenan mampir ke multiply saya ya 🙂