Monthly Archives: February 2007

Telur pindang

Posted on

Pengin rasanya makan telur pindang, tapi nyari daun jambu di sini nggak nemu. Untung waktu itu mbak Esther pernah posting resep telur pindang menggunakan teh. Akhirnya nyontek deh. Terimakasih ya mbak Esther. Cuma aku nggak pake teh tubruk tapi teh celup (yang penting teh to?).

Bahannya: telur rebus 6 biji, kulit bawang merah, 1/4 sdm kunyit bubuk, 2 lembar daun salam, 1 batang sereh, 1 teh celup dan 1/2 sdm garam.

Telur dipukul-pukul sampai retak tapi nggak sampai mengelupas. Terus masukkin ke panci, kasih air, dan masukkin semua bahan lainnya. Rebus dah. Sekali-kali aku aduk biar merata warna dan rasanya. Angkat kalau kulit telur sudah berubah warna.

Waktu itu aku tanya mbak Esther, berapa lama ngrebusnya supaya gempi (keras) kayak telur semur Betawi atau telur gudeg Yogya. Kata mbak Esther kalau mau keras kayak gitu, telurnya harus direbus 3-4 jam. Lha aku kan nggak sesabar mbak Esther, jadi 1 jam sudah aku angkat. Malah tadinya seperempat jam mau aku angkat karena sudah laper. he…he…he…..

Rasa: Enak. Penampilan: nggak jelek kan? Ada bekas-bekas garis-garis retak. Orang-orang Belanda yang melihat telur pindangku ini terkagum-kagum. Mereka bilang: “Mooi…..” (cantik). Kata Leo kayak marbel (marmer). Siapa dulu dong gurunya…..Terimakasih ya mbak Esther…….