Monthly Archives: January 2013

Keralan Veggie Curry

Posted on

IMG_9880

Ketika nonton Jamie Oliver makan kare India di 24 Kitchen, kok jadi terbayang-bayang terus. Kelihatan uenak banget en seger. Cuma mau bikin ngga berani karena aku kurang suka makanan India (kecuali martabak telor. he..he..he..). Beberapa kali makan makanan India kok ya kebetulan ngga cocok dengan lidahku. Maklum lidah Jowo, jadi lebih akrab dengan ketjap manis dan petis. he..he..he..

Tapi melihat betapa nikmatnya Jamie makan kare ini, aku kok jadi tergoda untuk mencoba. Supaya ada yang bisa bantuin ngabisin, aku berusaha mencari “korban”. Leo kebetulan ngga suka makanan India. Jadi Leo ngga masuk daftar yang bisa dijadikan “korban”.  Jadi siapa lagi korbannya kalau bukan tetangga kampung sebelah yaitu Ekani. he..he..he.. Sayang Yanti ngga bisa datang karena pangeran kecilnya sedang sakit.

Aku bilang sama Ekani, kalau rasanya ngga sesuai yang kita harapkan, bisa ditambahi sambel kecap atau sambel trasi. ha…ha…ha…

Sebelumnya aku belanja di pasar dan supermarket mencari bahan-bahan yang dibutuhkan. Sayang ngga nemu rapeseed oil. Jadi ya ngga pake bahan ini.

Jamie makan masakan ini dengan basmati rice, yoghurt yang dicampur daun mint dan poppadoms serta kucuran jeruk nipis. Aku sudah beli yoghurt dan daun mint…. eh lha kok giliran menyajikan malah kelupaan. Yo wis gimana lagi, wong lupa.

Ketika aku mau masak nasi, aku tanya ke Ekani:

“Berani ngga kira-kira makan nasi yang dimasak dengan lemon dan cengkeh? Jadi lemonnya dibelah 2 kemudian dimasukkan ke beras bersama kulitnya. Terus ditambahi 10 biji cengkeh dan air. Kemudian dimasak bareng. Ketika mateng, lemon nya diperes dan diaduk dengan nasinya”

“Lho nasi dimasak bareng lemon sekulit-kulitnya? Lha terus rasanya gimana ya?” he..he..he..

“Lha apa pake lontong aja? Kebetulan aku punya lontong….”

“Mendingan pake lontong aja… sudah lama aku ngga makan lontong….”

Akhirnya kami memutuskan untuk makan kare India pake lontong. Ternyata tetep aja selera kami masih juga lontong sayur. he..he..he..

Terus terang baru kali ini aku rada patuh dengan kangmas Jamie ini. Biasanya kan belum apa-apa aku sudah mengeluarkan jurus aliran sesat. Misalnya resep aslinya pasta, hasilnya bami goreng. ha..ha..ha.. Kali ini aku rada patuh pada resep, mengikuti resep sesuai ukuran. Disebut “rada patuh” karena setelah jadi, akhirnya dimakan pake sambel trasi. ha..ha..ha..

Biasanya kalau aku menggunakan resepnya kangmas Jamie, aku selalu mengurangi penggunaan lemon. Tetapi kali ini, aku cuma mengurangi sedikit. Kenapa? Karena ternyata kuah kare India ini pahitnya puol! Jadi aku paham kenapa Jamie menggunakan banyak lemon, baik untuk kuahnya, maupun pada waktu penyajian. Saking pahitnya, aku bahkan menambahkan gula segala yang sebetulnya tidak ada di resep.

Aku ngga tahu apa yang membuat pahit, apakah biji mustard hitam atau fenugriek. Tapi dugaanku adalah biji mustard hitamnya. Lha wong setiap kali nglethus biji mustard hitam, kok rasanya pahit.

Dalam resep ini Jamie menggunakan chikpeas kaleng dan nanas kaleng serta santen kaleng. Ini bisa dimengerti karena dia kan mau ngajarin masak India secara cepat. Kalau mau enak, tentu saja pake bahan-bahan segar bukan yang kalengan tapi waktu yang dibutuhkan pasti lebih lama.

Ini resepnya yang aku contek dari bukunya Jamie’s 15 minute meals:

Bahan:

1/2 buah kembang kol (aku pake 1 buah tapi kecil)

2 sdm rapeseed oil (ngga pake, wong nyari ngga nemu)

1 sdt munjung biji mustard hitam (menurutku 1/2 sdt cukup karena 1 sdt terlalu tajam buatku. Lha kalau mau malah sekalian pake mustard yang kuning itu. Siapa tahu mustard malah lebih acceptable buat lidahku)

1 sdt fenugreek seeds (fenegriekzaden)

1 sdt kunyit bubuk

2 jumput daun kare kering (resep asli 1 small handful of dried curry leaves. Lha hand nya Jamie dan hand ku aku ya gedenya beda to? Aku lihat di 24 ktichen, Jamie pake daun kare segar, tapi di bukunya dia menyebutkan dried curry leaves)

1 jempol jahe

3 siung bawang putih (Jamie cuma pake 2 siung)

3 batang daun bawang (Jamie pake 6 batang. Tapi aku lihat di tipi, daun bawang yang dia pake ukuran pendek, sedangkan yang aku pake ukuran panjang)

1 cabe merah

1 ikat daun ketumbar

2 buah tomat

1 kaleng (400 ml) santan yang tidak terlalu kental

1 kaleng (400 gram) chikpeas (in Londo = kikkererwten. Menurutku kalau diganti dengan kacang merah lebih gurih).

1 kaleng kecil (227 gram) nanas kaleng (aku pake 1/2 kaleng nanas kaleng besar. Menurutku 1 kaleng besar (350 gram) bisa digunakan semua untuk mengurangi rasa pahit).

1 sdt garam atau sesuai selera

2 sdt gula psir (Jamie ngga pake gula pasir)

1 lemon atau sesuai selera (aku pake 3/4 air jeruk nipis)

Minyak untuk menumis (aku pake olive oil)

Cara membuat:

1. Potong-potong bunga kol setebal 1 cm (memanjang atau melebar, pokoknya ngga per kuntum)

2. Panggang di atas grillpan (grillpan nya ngga perlu diolesi minyak). Jangan lupa dibalik supaya matangnya merata

3. Sementara itu buat bumbu halus: bawang putih, jahe, daun bawang, cabe merah, dan daun ketumbar

4. Tumis biji mustard hitam, biji fenugreek, kunyit dan daun kare.

5. Masukkan bumbu halus ke no 4 dan tumis hingga harum

6. Masukkan tomat yang sudah dipotong-potong

7. Masukkan santan dan aduk rata serta santannya mendidih. Pada tahap ini, aku icipi dulu.

8. Tambahkan garam dan gula pasir  serta air lemon.

9. Masukkan bunga kol yang sudah dipanggang.

10. Masukkan chickpeas dan nanas. Masukkan juga air nanasnya.

11. Koreksi rasa dan angkat.

Sajikan dengan nasi (kami pake lontong. he..he..he..), youghurt dan poppadoms. Poppadoms bisa digoreng. Kalau mau praktis, bisa dimatangkan di microwave selama 1 menit. Nanti kan melempung sendiri kayak krupuk. Menurutku poppadoms itu ada rasa pahitnya, tapi karena asin maka rasa pahit ini menjadi tersamar.

IMG_9883

Seharusnya yoghurt dicampur dengan daun mint yang sudah dihaluskan dan kucuran air lemon. Aku malah lupa padahal sudah beli, jadi ya ngga pake yoghurt.

Kalau ditanya apakah makanan ini enak? Menurutku lumayan, apalagi kalau dimakan pake sambel trasi. he..he..he..

Kalau pengin berasa India…. gampang…. makan kare ini sambil nonton Shahrukh Khan nyanyi lagu India…. pasti nikmaaattttt……

Kupat Tahu Yogya ala Sri

Posted on

IMG_9855

Menurutku ini makanan enak dan sehat. Rasanya sueger. Cocok untuk dimakan pada waktu summer. Sebagai makanan pembuka juga oke. Rasanya light karena ngga pake kacang.

Ketika aku racikin makanan ini untuk Leo, lha kok dia suka. Malah nambah. Katanya enak! Alhamdulillah…. seneng….

Karena tinggal di kampung, aku bela-belain ke kota untuk beli tahu yang enak. Supermarket desa memang menjual tahu, tapi menurutku tahunya kok kecut ya. Pake tahu enak, hasilnya juga enak!

Seorang teman asal Yogyakarta ngajari aku bikin makanan ini. Dia ngajarinya ngga pake ukuran, pokoknya asal cemplang-cemplung saja. Tapi untuk kepentingan penulisan resep, aku berusaha untuk membuat ukuran. Aku tambahi air asam yang kental supaya lebih seger. Ini resep kupat tahu ala aku:

Bahan:

300 gram tahu putih (pilih tahu yang enak! Kadang di sini tahunya kecut. Yang enak biasanya harganya sedikit lebih mahal)

200 gram tempe

3 lembar kobis (kool) dirajang halus (tapi ngga pinter ngrajangnya. he..he..he..)

2 genggam tauge, sedu sebentar di dalam air panas dan segera angkat serta siram dengan air dingin untuk menghentikan proses pemasakan.

Seledri, iris halus

Brambang goreng (habis, tinggal remah-remahnya. he..he..he..)

Ketupat (aku bikin lontong bungkus plastik. Untuk Leo aku beri soun karena dia ngga doyan lontong, katanya tasteless. he..he..he..).

Mentimun, iris kotak-kotak kecil

Krupuk (lupa dipotret)

Minyak untuk menggoreng

Saus:

1 buah cabe merah atau sesuai selera (ngga punya cabe rawit)

2 siung bawang putih

2 lembar daun jeruk purut, buang tulangnya

1 potong (35 gram) gula jawa atau sesuai selera.

1 sdt gula pasir

1/2 sdt garam atau sesuai selera

1 sdt air asam pekat (aku pake pasta asam, beli di toko Asia)

3 sdm kecap manis atau sesuai selera

250 ml air

Cara Membuat:

Saus:

1. Haluskan cabe, bawang putih, daun jeruk purut dan gula Jawa,

2. Tambahkan sisa bahan. Aduk rata.

3. Cicipi dan koreksi rasa. Kalau untukku, ukuran ini sudah pas dengan selera kami.

Tahu dan Tempe: 

1. Potong-potong tahu dan tempe (potong yang gede, jangan kecil karena akan dipotong-potong lagi setelah digoreng)

2. Garit-garit tahu dan tempe. Rendam dalam air garam sebentar.

3. Goreng sampai kuning kecoklatan. Kalau pengin lebih sehat lagi, goreng dengan actifry karena butuh minyak sedikit.

4. Potong-potong sesuai selera.

Penyajian:

1.  Ambil sebuah piring dan taruh potongan lontong di atasnya.

2.  Letakkan bahan-bahan lain di atas lontong: tahu, tempe, tauge, dan kobis mentah serta irisan timun.

Karena Leo ngga suka kobis, maka untuk piringnya dia, cuma aku kasih tauge. Itupun tauge mentah. Dan ternyata enak juga kok…seger…

3. Siram dengan kuah/saus kecap. Kalau perlu banjir kuahnya.

4. Taburi brambang goreng dan irisan sledri mentah.

5.  Dimakan pake krupuk.

Ini untuk 3 porsi. Kalau untuk appertizer, bisa untuk 6 porsi.

Walah uenak tenaaaannnnnnn….he..he..he.. Rasanya seger. Yang aku sukai adalah sayuran dan kuahnya dingin (karena kuahnya ngga dipanasin) terus tercampur dengan tempe dan tahu yang masih panas atau anget. Sensasinya gimana gitu. he..he..he..

Pempek Lenjer Rasa Kapal Selam ala Sri

Posted on

IMG_9825

Kemarin bikin pempek. Sebenernya bikin 2 macem yaitu lenjer dan kapal selam. Tapi berhubung kapal selamnya cuma bikin dikit, jadi ya dieman-eman, disimpen di freezer. Pagi tadi nyarap pake lenjer rasa kapal selam. he..he..he.. Jadi nggoreng pempek lenjer dan di wadah terpisah nggodog telor. Setelah itu keduanya ditaruh di satu di piring. Kalau makan lenjer dan telor barengan kan jadi berasa kapal selem to, soalnya nyampur di mulut. he..he..he..

Bikin pempek ini gara-gara hari Sabtu lalu beli ikan panga fillet di pasar banyak banget: 2 kilo! Lha piye 2 kg harganya 7,5 Euro. Jadi bungkuuussss…..Ikan panganya masih beku. Tiba di rumah, aku bagi 2. yang sekilo langsung dimasukkan freezer dan sekilo lagi dibuat pempek. Karena ikannya masih beku, maka tinggal dibiarkan di udara terbuka, nanti kan es nya mencair sendiri.

Menurutku ikan panga rasanya (dan juga baunya) tidak setajam ikan tengiri maupun spanish mackerel. Aku pernah pake Sapnish Mackerel untuk bikin siomay tapi minta ampun, amisnya ngga tahan. Leo sampai protes karena baunya tajam banget.

Untuk menjaga ketentraman rumah tangga (he..he..he..) lebih baik aku menggunakan ikan panga untuk bikin pempek. Yang jadi masalah adalah kalau perbandingan ikan panga dan kanji adalah 1:1, maka rasa ikannya akan turun dan rasa tepungnya lebih menonjol. Padahal aku maunya rasa ikannya bener-bener berasa. Namun, kalau tepungnya dikurangi, misalnya menjadi setengahnya, maka adonan akan lengket sekali. Karena lengket, maka adonan akan sulit dibentuk.

Katanya untuk mengatasi lengket ketika membentuk adonan, kita bisa menggunakan tepung yang ditaburkan di tangan atau minyak yang dioleskan di telapak tangan.  Atau dengan menggunakan selembar plastik yang diolesi minyak. Aku sudah lakukan cara pertama dan kedua, tapi tidak terlalu berhasil. Tanganku makin tebal dengan tepung dan tiap kali harus cuci tangan.

Setelah beberapa lama, aku kemudian menemukan trik nya. Bisa dibaca di bawah ini.

Dari berbagai resep yang aku baca di internet, aku baca banyak yang menggunakan bubur tepung terigu yang katanya membuat tekstur pempek menjadi lembut. Aku ingin menggunakan bubur tepung, siapa tahu memang betul lembut teksturnya. Dan ternyata memang betul, teksturnya lembut tapi menurutku adonan menjadi lembek dan lengket. Resep yang aku posting di bawah ini adalah percobaanku kemarin. Aku ingin memperbaiki lagi lain kali. Tapi paling ngga aku belajar dari kekuranganku kemarin.

Yang jelas, satu hal adalah aku berhasil membuat pempek panga berasa ikan sesuai seleraku, bukan berasa tepung. Horeeeeee…. Rahasianya? Pake KALDU IKAN bentuk blok! Untuk memperkuat rasa, aku akali dengan menambah kaldu ikan dan ternyata berhasil.

Bahan:

Pempek:

  • 1 kg ikan panga fillet, haluskan
  •  500 gram tepung kanji
  • 450 ml bubur tepung terigu (lain kali lebih baik menggunakan 250 ml bubur tepung terigu karena 450 ml membuat adonan terlalu lembek)
  • 3 sdm butter, cairkan (ini untuk menambah rasa dan mengurangi lengket)
  • 2 sdt garam atau secukupnya (kemarin cuma pake 2 sdt, ternyata harus ditambah. Lain kali pake 3 sdt)
  • 2 sdt gula pasir atau secukupnya (mungkin lain kali aku tambah menjadi 3 sdt gula pasir sebagai pengganti vetsin)
  • 6 siung bawang putih parut atau sesuai selera (kalau males bisa pake 3 sdt munjung bawang putih bubuk atau sesuai selera).
  • 1 sdt merica bubuk (kemarin aku ngga pake. Mungkin lain kali lebih baik pake).
  • Air untuk merebus (plus sedikit minyak)
  • 3 buah telor direbus, dibelah-belah sesuai selera (kalau sebagian adonan mau dibuat kapal selam)
  • Tepung terigu untuk membentuk adonan (sediakan paling ngga 1/4 sd 1/2 kg, tergantung kebutuhan)

Bubur terigu:

  • 50 gram tepung terigu
  • 1 kaldu ikan blok (aku pake merk Knor. Lain kali aku harus pake 2 buah kaldu blok supaya lebih kuat rasanya)
  •  1 siung bawang putih parut (bisa diganti dengan 1 sdt baput putih bubuk)
  • 500 ml air (lain kali aku cuma akan pake 250 ml-300 ml air)

Saus cuko:

Kemarin aku ngga pake ukuran. Jadi ngga ingat ukurannya. Yang jelas aku pake:

  • 2 sdm ebi, rendam dalam air sampai lunak
  • 2 buah Cabe merah
  • Gula Jawa, disisir.
  • Cuka (karena kurang puas, aku tambahi air asem pekat)
  • Bawang putih
  • Garam.
  • Air

Bahan lain:

  • Timun, iris-iris
  • Soun rebus (kemarin pake soun tapi dalam gambar ngga pake soun. Seharusnya sih mie kuning ya)

Cara Membuat:

Cara membuat bubur terigu:

1. Tuang terigu, kaldu ikan dan bawang putih parut ke dalam panci.

2. Masukkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk, supaya tidak meringkil terigunya. Supaya mudah, aduk pake wisk.

3. Taruh panci di atas kompor dan masak sampai kental menjadi bubur. Dinginkan. Nanti ambil 250 ml bubur terigu untuk membuat adonan pempek.

Pempek: 

Campur dan aduk rata semua bahan pempek kecuali air untuk merebus, telor rebus dan terigu (3 bahan terakhir dalam daftar bahan pempek di atas). Adonan ini akan lengket.

Cara membuat pempek lenjer (untuk mengatasi lengket):

1. Rebus air untuk merebus pempek. Tuangi sedikit minyak ke dalam air rebusan.

2. Ambil sebuah piring dan beri segenggam terigu di atasnya dan ratakan.

3. Ambil adonan dengan sendok makan kemudian taruh di piring terigu (no. 2 di atas).

4. Gulungkan adonan di atas tepung terigu. Tebal tipisnya pempek sesuai selera. Dengan cara ini, adonan menjadi tidak lengket.

5. Segera cemplungkan adonan yang sudah dibentuk tersebut ke air mendidih (no. 1 di atas). Kalau ditunggu sampai terkumpul banyak, adonan akan lengket lagi! Jadi lebih baik, begitu selesai digulung di atas terigu, segera dimasukkan ke air mendidih.

6. Begitu matang (adonan mengambang), angkat.

7. Ulangi berkali-kali sampai adonan habis. Seandainya tepung terigu di atas piring sudah habis, bisa ditambah terigu lagi.

Cara membuat pempek kapal selam (jika diinginkan):

1. Prinsipnya seperti cara di atas. Ambil 1-2 sdm adonan dan taruh di atas piring isi terigu.

2. Adonan agak dipipihkan.

3. Letakkan potongan telor di atas adonan.

4. Ambil 1-2 sdm adonan dan tutupkan di atas potongan telor

5. Gulungkan adonan di atas terigu supaya tidak lengket.

6. Segera masukkan ke air mendidih yang sudah diberi minyak.

7. Angkat kalau sudah mengambang atau matang.

Saus Cuko:

1.  Haluskan ebi, cabe merah dan bawang putih

2. Rebus air dan masukkan gula Jawa, bumbu halus dan garam.

3. Tambahkan cuka atau air asam pekat.

4. Icipi dan koreksi rasa. Kalau kurang asem, ditambah cuka atau asam, kurang manis tambah gula Jawa (atau gula pasir), kurang asin tambah garam, kurang encer tambahi air. Pokoknya sesuai seleralah.

Penyajian:

1. Letakkan soun rebus di atas piring.

2. Goreng pempek dan potong-potong. Taruh di atas soun.

3. Beri potongan timun.

4. Siram dengan saus cuko yang sudah disaring.

Kalau Leo, di atasnya masih dikepyuri brambang goreng. Katanya biar lebih muantep. ha..ha..ha..

Shop Till You Drop!

Posted on

IMG_9740

Hari Sabtu tgl 12 Januari kami (Ekani, Dyah dan aku) pergi ke Roermond, “surga” belanja bagi real shoppers penggemar barang-barang bermerk. Kebetulan Ekani dan aku punya tiket kereta murah. Sedangkan Dyah rumahnya tidak terlalu jauh dari Roermond. Kami yang biasanya berkeliaran blusukan di berbagai pasar tradisional, kali ini pengin menengok “surga” satu ini.

Aku diantar Leo menuju stasiun Rotterdam Alexander. Dari sana, aku naik kereta ke Utrecht Centraal yang berangkat dari Rotterdam Alexander pk 08:43. Dari Utrecht Centraal aku ganti kereta menuju stasiun Roermond. Kami (Dyah, Ekani dan aku) berjanji untuk bertemu di stasiun Roermond pada jam 11 pagi.  Dari sana kami berjalan kaki menuju Roermond Design Outlet.

Suhu lumayan dingin, kalau ngga salah 1 derajat tapi cuaca cerah sekali sehinggga seneng rasanya berjalan kaki sambil menghangatkan badan. Kebetulan kami bertemu satu rombongan teman-teman Indonesia lain yang juga menuju Roermond. Setiba di Design Outlet pun kami beberapa kali bertemu dengan orang Indonesia lagi. Jadi bener ya kalau orang Indonesia demen shopping? he..he..he..

Roermond Design Outlet isinya memang toko-toko barang ber-merk, dari mulai Gucci, Armani, Clarks, Calvin Klein, Samsonite, Dolce and Gabbana, North Face, Timberland dan lain-lain. Pokoknya you name it lah.

Benneton pun ada di sini (lihat gambar bawah):

IMG_9719

Januari ini sedang banyak sale di sana. Maklum Desember orang memang biasanya banyak mengeluarkan uang untuk kebetuhan Christmas, tahun baru dan lain-lain. Jadi kalau Januari ngga ada sale, banyak toko yang sepi karena orang cenderung untuk menahan diri untuk belanja.

Clarks sedang diskon! (lihat gambar bawah)

IMG_9710

Dulu aku membayangkan kalau Roermond Design Outlet itu berupa mall guede kayak mall-mall di Jakarta. Tapi ternyata tidak. Designer Outlet ini berupa perkampungan yang isinya toko-toko. Jadi kalau hujan dan sedang tidak di dalam toko, ya kita akan kehujanan. Kalau suhu dingin kayak Sabtu lalu, ya tetep saja kedinginan kalau kita sedang tidak berada di dalam toko. Tapi harus aku akui, perkampungan ini bagus kok tata letak tokonya. Sudah gitu banyak lampu-lampu, banyak tempat duduk yang disediakan di luar toko. Ini mungkin juga strategi penjualan ya (atau strategi kapitalis? he..he..he..). Kalau capek, silahkan istirahat, duduk-duduk dulu. Kalau sudah ilang capeknya silahkan belanja lagi. Pokoknya shop till you drop! he..he..he..

Ini foto perkampungan Roermond Design Outlet yang aku ambil kemarin:

IMG_9718

Ekani dan Dyah di perkampungan mewah:

IMG_9711

Perkampungan ini sangat luas. Lha wong katanya ada lebih 200 leading brands kok. Jadi kan kompleksnya pasti luas sekali. Gambar di bawah ini adalah sebagian dari perkampungan barang-barang bermerk:

IMG_9735

Sabtu lalu dalam suhu dinginpun, banyak orang ke sana (apalagi ada sale). Bisa dibayangkan kalau summer (dan ada sale), betapa penuhnya di sana. Yang jelas makin siang, makin banyak pengunjung. Kadang di satu toko, aku sampai pusing karena melihat banyaknya pengunjung.

Walaupun dingin, aku pengin mejeng di depan Etienne Aigner (ngga masuk, cuma numpang mejeng doang):

IMG_9714

Ini kunjunganku kedua ke Roermond dan yang pertama buat Ekani dan Dyah. Waktu pertama kali ke sana, aku sampai tercengang-cengang melihat harganya. Misalnya sebuah handbag merk Gucci harganya 600 Euro padahal itu sudah di-diskon. Aku sampai bingung, kok ya ada orang mau beli tas semahal itu. Lha kalau aku duit segitu mending dibeliin koper Samsonite tipe B-Lite yang ringan dan keren serta harganya kurang dari sepertiga dari harga Gucci. Kalau handbag kan kecil, kalau koper kan gede. Ada rodanya lagi. he..he..he.. Iya to?

Lagian kalau mudik bawa Gucci, malah nanti dikira bawa Gucci palsu karena banyak banget KW1 dijual di Mangga 2. Tapi kalau mudik bawa koper kan balik lagi ke sini kopernya bisa untuk diisi loyang pukis, cetakan putu mayang, cetakan kue lumpur, cetakan bolu kukus dan kalau perlu bawa loyang martabak dari dari kampung. ha..ha..ha.. Iya ngga?

Mungkin ada suami yang khawatir atau deg-deg an kalau istrinya pergi ke Roermond. Lha gimana ngga khawatir kalau pas pulang si istri bawa bertas-tas hasil belanja seharian. Tapi harus aku akui, memang lebih banyak pengunjung perempuan daripada laki-laki.

Kalau Leo sama sekali ngga khawatir, ngga pernah melarang aku ke sana. Pertama karena aku ngga punya duit banyak. Kedua, aku ngga punya credit card yang artinya ngga bisa nggesek. Ketiga aku ngga tertarik dengan Swarovski dan sejenisnya.  Waktu kunjunganku yang pertama ke Roermond dulu, aku malah bawa pulang wajan Tefal. Kalau orang-orang beli Gucci, aku malah lebih tertarik beli panci. ha..ha..ha..

Seperti pada kunjunganku yang pertama dulu, kali ini aku juga ketemu buanyak banget pengunjung dari Jerman. Letak Roermond memang tidak terlalu jauh dari Jerman. Waktu aku baca websitenya Design Outlet, aku sampai terkagum-kagum. Ternyata tiap Sabtu dan Minggu ada shuttle bus yang khusus berangkat dari stasiun Dusseldorf dan Cologne menuju Roermond. Gile…. memang Londo pinter dagang, sampai-sampai mereka sediakan angkutan khusus ke outlet. Pengunjung tinggal bayar 15 Euro untuk perjalanan pp.

Karena banyak pengunjung berasal dari Jerman, aku sering banget mendengar orang bercakap-cakap dalam bahasa Jerman. Sampai-sampai aku mikir, aku ini di Belanda atau di Jerman ya kok lebih banyak mendengar aksen Jerman daripada aksen Londo. he..he..he..

Selain pengunjung dari Jerman, pengunjung yang banyak kami temui adalah mereka yang berasal dari China dan Jepang. Mereka bener-bener banyak duitnya euy. Mborong bermacam-macam barang ber-merk. Lha kalau dipikir, kami yang tinggal di Eropah malah kalah jauh dari mereka dalam hal berbelanja. Jadi jangan salah kalau orang Asia tidak kaya (maksudnya yang kaya).

Berhubung pengunjungnya tidak saja orang Belanda, para pekerja toko pada umumnya tidak saja bisa berbahasa Belanda tapi juga bisa berbahasa Jerman dan Inggris. Malah di satu toko yaitu toko Kipling, kami malah ngobrol dengan staff toko yang orang Indonesia yang kebetulan tinggal di Roermond.

Di dalam “surga” barang-barang mewah ini, apakah resto yang ada di sanapun juga resto mahal? Jawabannya ternyata tidak. Soalnya di kompleks perkampungan tersebut ada juga warteg (baca McD).  Selain itu ada juga LaPlace yang untuk ukuran Belanda harganya relatif tidak terlalu mahal.

McDonald’s di kompleks perkampungan outlet Roermond. Di depannya ada draaimolen:

IMG_9736

Dimana kami makan siang? Di sana ada resto murah meriah, namanya Cocos Asia. Sayang ngga aku potret restonya.  Di restoran ini pengunjung bisa memilih menu buffet atau pesen makanan yang tidak ada di buffet menu. Harganya? Untuk buffet menu 7,90 Euro (tanpa minum). Kalau pake minum (330 ml drink) harganya 9,70 Euro. Menu lain aku ngga hafal harganya, tapi nampaknya ngga terlalu mahal.

Ada seorang petugas yang membawa kartu-kartu menu dan dia akan siap membantu para pengunjung bila mereka tidak mengetahui sistem di sana. Yang pertama dilakukan adalah pengunjung harus membayar dulu di kasir! Aku memilih menu buffet, jadi aku bayar 7,90 Euro. Setelah bayar, aku memperoleh sebuah piring dari si kasir, kemudian berbaris ngambil makanan. Ternyata banyak banget variasi makanannya. Ada nasi, bami goreng, sayur, beef, chicken, udang, tahu dan lumpia. Chicken nya aja ada yang ayam goreng, ada pula yang dimasak pake sayuran. Walaupun makanan yang disediakan di sana lebih mengarah ke Chinese food, aku lihat mereka tidak menyediakan pork. Disediakan juga berbagai saus. Aku ambil sweet chilli sauce dan satu lagi lupa.

Setahuku kita cuma boleh ngambil makanan satu kali. Jadi kalau memang bener-bener laper, ya mengambillah yang banyak. he..he..he..

Ini porsi yang aku ambil:

IMG_9729

Kelihatan enak kan? Banyak pengunjung yang mengambil lebih banyak dari aku lho.

Setelah makan, kami harus mengembalikan piring-piring dan alat-alat makan lainnya ke tempat khusus. Aku lihat sistem resto seperti ini makin populer di Belanda. Ini sebenernya kan mirip sistemnya McD kan? Bedanya resto ini menyediakan buffet menu dan pengunjung boleh ngambil sendiri. Tapi dengan sistem self service, pihak resto tidak harus mempekerjakan banyak pelayan resto untuk melayani pengunjung. Mungkin saja pengunjung mengambil banyak makanan, tapi menurutku bahan makanan mentah di Belanda relatif murah. Jadi walaupun pengunjung ngambil banyak, pengusaha masih bisa memperoleh keuntungan.

Kabarnya di beberapa resto di Belanda (misalnya Japanese restaurant) yang menyediakan menu buffet akan mengenakan denda pada pengunjung yang tidak bisa menghabiskan  makanan yang diambil. Menurutku ini sistem yang bagus karena pengunjung boleh mengambil berkali-kali tapi mereka tidak boleh membuang atau menyisakan makanan. Pengunjung dididik untuk mengambil secukupnya.

Seperti sudah disebutkan di atas, harga bahan makanan di Belanda relatif murah. Yang justru sangat mahal di Belanda adalah labour karena pajaknya juga tinggi sekali di sini. Jadi dengan membuat pengunjung melayani diri sendiri, akan juga mengurangi biaya untuk labour dan pada akhirnya mengurangi biaya operasional restoran. Dari sisi pengusaha memang sistem ini lebih efisien tapi dari segi penyerapan tenaga kerja, apa pendapat anda?

Setelah makan, kami berkeliling lagi keluar masuk toko. Selain toko-toko baju, tas dan sepatu, ada juga 3 buah toko alat-alat dapur yang kami temui (dan ketiga-tiganya kami masuki. he..he..he..). Toko pertama menjual berbagai barang pecah belah seperti piring, gelas dan lain-lain. Di toko ini juga dijual alat-alat masak seperti pisau dan sejenisnya. Toko kedua menjual panci-panci tebal dan berat. Harga panci-panci ini muahalnya puol, bisa ratusan Yuro! Misalnya ada satu panci, aku lirik harga akhir (setelah diskon) lebih dari 400 Euro! Yang aku tahu panci-panci model seperti ini biasanya digunakan untuk memasak daging misalnya hachee. Memasaknya bisa lama tapi ngga bakalan gosong karena dasarnya panci tebal banget. Terus terang aku ngga tertarik beli panci model seperti ini. Selain mahal, aku juga jarang masak daging. Toko ketiga menjual berbagai wajan dan panci. Dulu aku beli wajan tefal di sini.

Aku pengin banget punya pisau warna-warni yang dijual di toko pertama. Pisaunya kayak yang digunakan oleh anak-anak dalam Junior Masterchef Australia. Dalam acara tersebut, anak-anak menggunakan pisau warna-warni cantik banget. Kok jadi kepingin. he..he..he.. Kabarnya mereka menggunakan produk Scanpan. Siapa yang ngga kemecer melihat warna-warni pisau cantik ini?

Spectrum

I took the picture from here.

Di Belanda harga pisau ini mahal sekali. Yang paling kecil (9cm) harganya paling murah 7,95 Euro per biji. Jadi bisa dibayangkan pasti mahal kalau mau beli satu set.

Di toko yang kami temui di Roermond, harganya sedang korting. Memang sih merk nya bukan Scanpan tapi Viners. Tapi yang penting kan kan warna-warni. Harga awal 39 Euro. Dikorting jadi 27,30 Euro…. eh.. dikorting lagi di kasir menjadi 15,6o Euro! Lha siapa yang ngga kepingin.

Ya kalau dipikir dari segi kegunaan, pisau-pisau yang selama ini aku gunakan untuk ngupas brambang atau ngrajang cabe harganya cuma 50 cents per biji. Pisau dengan harga segitu aja sudah tajam dan aku sudah puas. Apa perlu aku beli peso harga 15,60 Euro hanya karena warnanya cantik?

Kami meninggalkan toko tersebut, menuju toko-toko lain. Tapi kok yo masih kepikiran juga. Rasanya resah kalau ngga beli pisau itu. Bisa-bisa malam ngga bisa tidur karena terbayang pisau-pisau ini. he..he..he.. Akhirnya nelpon Leo. Aku bilang ada diskon peso nih. Beli ngga ya?

“Lha kamu kan lebih tahu daripada aku…..”

“Iya… tapi enaknya beli ngga? Pisaunya bagus banget, kayak yang di Junior Masterchef Australia. Diskon banyak lho….”

“Kalau kamu suka, ya beli aja….”

“Jadi boleh nih?”

“Tentu saja boleh…….”

Leo pasti tahu, kalau ngga beli, aku bisa terbayang-bayang peso ini terus-terusan. Jadi ya mendingan di-oke-in aja. he..he..he.. Padahal kalau dia ngga setujupun, aku juga tetep akan beli kok. ha..ha..ha..

Akhirnya kami bertiga balik ke toko peso lagi. Lha kok ternyata cuma tersisa 2 kotak dan 1 set lagi yang di-display, padahal sebelum kami tinggal jalan-jalan ke toko lain (ngga ada setengah jam), masih banyak kotak pisau ini di sana. Akhirnya aku ambil 1 kotak. Eh… lha kok belum 1 menit, ada orang yang ngambil kotak terakhir. Beberapa detik kemudian, ada yang ngambil yang di-display. Akhirnya habis! Toko bener-bener kehabisan stok! Alhamdulillah aku masih kebagian. Suenengnya setengah mati.

Setelah beli peso, kami minum kupi di LaPlace. Kebetulan aku bawa kupon korting LaPlace, jadi kami dapat diskon. he..he..he..

Ketika sudah puas (dan juga sudah malam), kami pulang. Leo menjemputku di Rotterdam Alexander.  Keretaku tiba di Alexander pk 21:46. Kebetulan waktu itu kereta dari Roermond ke Utrecht telat, jadi ya ngga bisa pulang lebih awal.

Ketika tiba di rumah, aku buka pisau bawaanku. Ini dia:

IMG_9738

Sayang aku ngga bisa motret bagus. Padahal warnanya cantik-cantik lho…. Leo aja suka kok peso-peso ini.

Yang jelas waktu itu selain beli peso (15,60 Euro), aku juga beli kantong untuk sport shoes ku (harga 7 Euro, harga sebelum diskon 10 Euro) dan dompet (17 Euro, soalnya dompetku sudah jebol). Total kerusakan: 39,60 Euro!

Leo geleng-geleng kepala, bingung puol. Wong ya beli cuma 3 macam kok ya butuh waktu berjam-jam. Berangkat dari rumah jam 08:15, dan tiba lagi di Rotterdam Alexander pk 21:46, yang artinya tiba di rumah lebih larut lagi. Dia ngga mudeng, kok bisa perempuan betah belanja sampai 14 jam lebih.

Aku bilang, kan perjalanan pp aja sudah 4 jam lebih. Sudah gitu areanya luas banget. Tapi tetep saja Leo ngga mudeng cara pikirku kalau banyak perempuan menganggap belanja itu sebagai hiburan, bisa mengurangi sutris, bisa sekalian olah raga karena jalan terus.

Reaksinya Leo:

“Buat laki-laki, belanja itu punishment and torture! Ada temanku di kantor. Kalau dia tahu akan belanja dengan istrinya, seminggu sebelumnya dia bener-bener bad tamper karena tahu akan tersiksa…..”

ha…ha…ha…

Itulah mengapa, perempuan lebih suka belanja bersama perempuan supaya sama-sama ngga tersiksa. Perempuan juga sebel lho kalau melihat swami resah atau ngga sabar melihat istrinya belanja. Jadi mendingan perempuan nge-mall bareng perempuan. So…girls…. let’s shop till you drop. ha..ha..ha..

Just kidding…. aku sendiri juga jarang nge-mall kok, walaupun demen kalau jalan-jalan ke pasar tradisional.

Ayam Panggang

Posted on

ayam panggang

Menurutku resep ayam panggang ini enak. Biasanya aku ngga suka masak ayam, tapi yang ini menurutku kok enak. Resepnya aku peroleh dari sini. Ini resepnya bu Sisca Soewitomo. Berhubung aku masak untuk orang-orang bule, maka aku ngga bikin pedes. Yang jelas mereka suka banget karena bumbunya berasa menyerap banget. Bahan dan cara sedikit aku modif.

Ini resepnya:

Bahan: 

1 ekor ayam, potong sesuai selera
2 batang serai, memarkan
5 lembar daun jeruk
3 cm lengkuas, memarkan
1 sdt pasta asam Jawa (aku punya pasta asam, resep asli 1 sdm air asam Jawa)

Air jeruk nipis dari 1 jeruk nipis (resep asli ngga ada. Aku pake air jeruk nipis karena kadang ayam Belanda perasaan bau amis. Jadi biasanya aku pake jeruk nipis untuk menangkal bau amis).

Bumbu yang dihaluskan:
3 butir bawang merah (brambangnya Londo gede-gede. Ini brambang lho ya, bukan red onion. Resep asli pake 5 brambang)
5 siung bawang putih (resep asli 3 bawang putih)
3 butir kemiri
1 sdm gula merah
1/2 sdm garam (resep asli 1 sdm garam. Perasaan garam Londo lebih asin daripada garam Indonesia)
1 sdt merica bubuk

Bumbu cabai merah:
2 buah cabai merah (resep asli 6 cabai merah dan 10 cabai rawit)
3 butir bawang merah (resep asli 5 buah brambang)
5 siung bawang putih (resep asli 3 buah bawang putih)
2 buah tomat (resep asli 1 buah tomat)
1 sdt garam
1 sdt terasi matang (ngga pake)

3 sdm kecap manis

Cara membuat:

1. Lumuri ayam dengan air jeruk nipis dan diamkan paling tidak 1/2 jam, kemudian cuci.

2. Campur ayam dengan bumbu halus, air asam jawa, serai, daun jeruk, dan lengkuas. Tambahkan air 200 ml dan masak hingga ayam matang dan daging melunak.

3. Bumbu cabai merah pedas: rebus sebentar cabai merah, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, dan tomat hingga matang, angkat. Haluskan dan tambahkan garam. Tumis bumbu dengan sedikit minyak. Kemudian tambahkan kecap manis. Aduk lagi.

4. Lumuri ayam dengan bumbu no (3) dan diamkan semalam di kulkas. Bumbu No (2) pun juga aku campurkan sebagai perendam. Resep asli ngga perlu direndam bumbu sampai semalam.

5. Panggang dalam oven. Aku grill ayam di oven sampai kecoklatan. Sekali-sekali diolesi dengan bumbu.

6. Disajikan dengan nasi anget dan lalap atau sayur rebus.

Memang gambarnya ngga bisa merah karena aku pake cabenya ngga banyak. Tapi yang jelas cocok banget untuk bule-bule yang kurang suka pedas.

Salmon Panggang dan Salad Mihoen

Posted on

IMG_9705

Ini nyontek Jamie Oliver lagi. Judul aslinya sih Sticky Kicking Chicken , Water Melon Radish Salad & Crunchy Noodles. Berhubung Leo ngga doyan ayam dan aku sendiri ngga suka masak ayam, akhirnya chicken aku ganti salmon. Itupun ngga aku masak kayak resep chicken nya si Jamie.

Untuk saladnya, aku menggunakan bahan yang ada. Kebetulan di pasar kok banyak banget radish dan harganya murah banget. Tiga ikat harganya 1 Euro. Aku beli 1 Euro, eh bakulnya malah ngasih 5 ikat. he..he..he.. Sadarnya waktu di rumah. Karena ngga punya water melon, aku pake mangga. Rasanya enak juga kok.

Seperti biasa, Jamie pake lemon banyak banget. Jadi aku kurangi penggunaan lemonnya. Sudah gitu, aku yakin pasti ini asem, jadi aku tambahi kesemek dan jeruk mandarin. Ini untuk mengimbangi rasa asem.

Menurutku menu ini enak dimakan pada waktu summer atau untuk lunch. Tapi untuk dinner juga enak kok.

Oh ya, satu lagi. Menurutku, menu ini akan makin nendang kalau ditaburi rosted almond atau kacang mede panggang. Lain kali kalau bikin, mau aku taburi almond supaya lebih rame rasanya: gurih, asin, asem, manis, dan pedes.

Ini resepnya:

Salmon:

  • 2 salmon fillets
  • 1/4 – 1/2 sdt garam
  • 1/4 – 1/2 sdt merica bubuk
  • 2 batang rosemary
  • Air jeruk nipis secukupnya
  • Olive oil secukupnya

Salad:

  • 200 gram mihoen atau bihun (Jamie bilang disuruh pake 200 gram thin rice noodles)
  • sesame oil
  • 1 buah mangga matang (dikasih gratis oleh bakul buah di pasar. Resep asli pake 800 gram semangka)
  • 1 buah kesemek (Jamie ngga pake kesemek)
  • 1 buah jeruk mandarin (Jamie juga ngga pake ini)
  • 1/2 ijsbergsla ukuran kecil (resep asli 2 little gem lettuces)
  • 8 buah radish (dipotong-potong)

Jamie nambahin 1/2 ikat daun mint dan 1/2 ikat daun ketumbar. Aku menggunakan kedua herbs ini untuk dressing. Menurutku lebih jos rasanya.

Dressing:

  • 2 tbsp soy sauce
  • 1 tbsp fish sauce
  • 1 cabe merah
  • 1 sdt pasta jahe (Jamie pake 1/2 jempol jahe)
  • 2 batang daun bawang
  • 1 siung bawang putih
  • 1/2 ikat daun mint
  • 1/2 ikat daun ketumbar
  • 1/2 sdt gula pasir (Jamie ngga pake ini)
  • air lemon secukupnya (Jamie pake 2 biji lemon. Gileeee…. banyak banget).

Cara Membuat:

Salmon panggang:

1. Lumuri salmon dengan garam dan merica, kucuri dengan jeruk nipis dan olive oil.

2. Biarkan 15 menit. Letakkan juga rosemary di dekat salmon.

3. Panggang selama 25 menit dengan suhu 200 derajat.

Salad:

1. Rebus mihoen dan tiriskan, siramkan dengan air dingin untuk menghentikan pemasakan. Guyur dengan 1 sdm sesame oil dan aduk rata. Kemudian letakkan di piring saji.

Resep asli sih katanya 1/4 porsi disuruh manasin di wajan sampai renyah. Kenyataannya ngga renyah juga. Jadi lebih baik ngga perlu renyahlah.

2. Potong-potong ijsbergsla dan letakkan di atas mihoen di piring saji.

3. Kupas dan potong-potong buah-buahan dan letakkan di atas ijsbergsla.

4. Letakkan potongan radish di atas buah-buahan.

5. Kucuri dengan salad dressing dan campur.

Dressing:

Semua bahan dressing digiling kasar. Aku nggilingnya pake hakker (chopper?). Icipi rasanya, koreksi rasanya. Kalau kurang asin, tambahi fish sauce atau garam, kalau kurang manis tambah gula pasir, kalau kurang asem tambah lemon.

Ini gambar salad sebelum dikucuri dressing:

IMG_9701

Ini Salmon panggang dan salad mihoen:

IMG_9708

Menurut kami hidangan ini enak dan sehat serta habis tak bersisa…..

Simple Fusilli dan Salad Tomat

Posted on

IMG_9694

Nyontek kangmas Jemi Oliper…eh maksudnya Jamie Oliver. Aku menggunakan bahan-bahan yang ada. Kayaknya hasil akhirnya malah beda dengan resep aslinya. ha..ha..ha.. Yang penting kami suka. Ini resep dari bukunya yang berjudul: Jamie’s 15 minute meals. Resep yang aku pake adalah: Simple Spaghetti.

Aku ganti spaghetti dengan whole wheat fusilli. Walaupun warnanya tidak secantik pasta biasa (karena coklat), kami justru lebih suka pasta yang whole wheat. Selain lebih sehat juga rasanya jauh lebih enak. Pilihan kami biasanya kalau bukan whole wheat pasta, biasanya malah sekalian pasta yang banyak telornya karena rasanya jauh lebih enak daripada pasta biasa.

Jamie menggunakan tenderstem brocolli. Waktu buka kulkas kok brokoli ku sudah ngga gitu bagus. Walah… ngga bisa digunakan semua. Aku cuma ambil yang bagian bagusnya saja.

Si kangmas tidak menggunakan champignon, tapi aku lihat di kulkas banyak banget champignon. Maklum hampir ngga sempat masak karena pilek dan batuk ngga sembuh-sembuh.  Akhirnya persediaan menumpuk. Champignons nya juga sudah besem-besem kecoklatan. Mau buang kok sayang. Akhirnya, aku kupas dan aku pake.

Seperti biasa kalau pake resepnya Jamie, aku selalu mengurangi penggunaan air lemon atau air jeruk nipis. Soalnya blio demen banget pake lemon, kayak perempuan ngidam.

Kok panjang banget penjelasannya. Ini resepnya:

Pasta:

250 gram whole wheat fusilli (resep asli 320 gram spaghetti)

350 gram champignon (aku kupas karena kecoklatan dan kemudian aku belah 2 atau 4 tergantung gede kecilnya)

1 cabe merah (rajang)

1 kaleng tuna (resep asli pake 8 anchovy fillets)

2 batang fresh rosemary

5 siung bawang putih (resep asli 4 siung)

air jeruk nipis secukupnya (resep asli 1 buah lemon)

Brambang goreng (Jamie ngga pake! tapi ini justru secret ingredient yang bikin muantep! he..he..he..).

Brokkelkaas parut (Jamie pake parmesan cheese. Menurutku untuk masak pasta harus pake keju tua, silahkan pilih sendiri, yang penting tua seperti parmesan, brokkelkaas, gouda tua, edam tua dsb).

1/2 – 1 sdt garam (Jamie ngga pake karena dia sudah pake anchovy, jadi sudah asin)

Salad:

2 buah trostomaten yang besar (resep asli 500 gram ripe mixed-clour tomatoes)

Fresh parsley (resep asli pake basil, ngga punya. Nanem basil ngga numbuh, sedangkan yang numbuh malah mati. hiks).

Extra virgin olive oil

1 tbs balsamic vinegar (ngga pake)

air jeruk nipis secukupnya (resep asli 1 lemon)

1 buah mozzarella (resep asli 125 gram low-fat cottage cheese)

Cara:

1. Rebus pasta dengan garam dan setelah matang tiriskan. Sebelum ditiriskan, ambil 1 cup air dari pasta!

2. Sambil merebus pasta, bisa memasak bumbu. Panaskan wajan, tuangi minyak dan masukkan cabe merah dan tuna. Tumis keduanya.

3. Masukkan garlic (Jamie pake garlic crusher untuk menghaluskan garlic, sedangkan aku menggunakan pisau untuk merajang garlic).

Menurutku, lebih baik garlic dimasukkan sebelum cabe dan tunggu sampai bau harumnya keluar. Kalau garlicnya belakangan, menurutku harumnya garlic ngga gitu keluar.

4. Masukkan rosemary (ngga aku pisahkan antara daun dan batangnya) dan kemudian masukkan brokoli dan champignon. Tumis sampai 3/4 matang

5. Masukkan garam dan aduk rata.

6. Masukkan fusilli yang sudah ditiriskan. Aduk rata.

7. Masukkan keju parut, aduk rata.

8. Masukkan air pasta secukupnya agar pastanya kelihatan shiny. Dan ternyata memang bener.

9. Kucuri dengan air jeruk nipis dan icipi.

Kalau kurang asin, tambahin garam, kurang manis tambahin 1/2 sdt gula pasir. Langsung sajikan dengan taburan parutan keju dan brambang goreng! kalau kurang asem menurutku ngga perlu ditambahi air jeruk nipis karena ada salad tomat.

Fusilli disajikan dengan salad tomat.

Salad tomat:

1. Mozzarella lelehkan di microwave selama 1 menit. Sebaiknya malah ngga perlu dilelehkan. Aku pernah pake resepnya Jamie, salad mozzarella dimakan mentah dengan basil (dan bumbu-bumbu lain) juga enak. Jadi lebih baik mozzarella dipotong-potong dengan cara cubit-cubit (ngga perlu dipotong pake pisau). Jamie pake keju ricotta, jadi ngga perlu dilelehkan.

2. Taruh potongan tomat di atasnya.

3. Taburi dengan daun parsley.

4. Kucuri dengan extra virgin oil dan air jeruk nipis.

Kalau menurutku, bisa juga ditambahi seujung sendok teh garam, sedikit merica bubuk dan sedikit garam supaya rasanya lebih mantep.

Ini salad tomat yang aku buat:

IMG_9695

 

 

Walaupun pake brambang goreng, jangan khawatir, rasanya ngga kayak bami goreng karena rasa rosmary nya cukup tajam. Sudah gitu kan ngga pake kecap manis. he..he..he..