Monthly Archives: June 2007

Cake Jerman………

Posted on

Kemarin ketika aku sedang membaca resep-resep cake yang diberi oleh teman-teman (terimakasih ya teman-teman, aku rencananya pengin coba tuh satu-per satu, wish me luck ya. Doain juga ya semoga aku nggak males dan tetap semangat untuk mencoba dan tidak cepat menyerah ya…..), kebetulan mbak Agnes kontak aku lewat skype.

Akhirnya kami ngobrol tentang resep. Mbak Agnes memberikan aku 3 resep dari buku resep yang dia punyai. Aku lupa tanya nama cake ini. Anggap saja cake Jerman ya, soalnya kan resepnya pake boso Jerman.

Akhirnya semalam aku coba 1 resep yang kayaknya gampang (maklum aku kan nggak bisa bikin cake sulit). Resepnya pake ukuran sendok. Ini nih resepnya (aku bikin 3 resep karena kalau 1 resep, aku takut terlalu tipis untuk loyangku walaupun sebetulnya loyangku nggak terlalu gede juga):

Bahan:

1 butir telur

2 sdm gula

2 sdm margarin (aku pake metega karena di rumah adanya itu)

4 sdm terigu (aku pake zelfreizen bakmeel)

1 1/2 – 2 sdm coklat bubuk

baking powder (aku nggak pake karena sudah pake zelfreizen bakmeel)

Cara:

1. Campur terigu, baking powder dan coklat bubuk. Setelah itu aku langsung ayak 2 kali (maksudnya sih biar alus. Ini sesuai petunjuk mbak Agnes, kalau perlu tepung diayak 2 kali supaya halus).

2. Kocok jadi satu: telur, mentega dan gula. Aku kocok campuran ini selama 10 menit.

3. Masukkan campuran terigu (no. 1 di atas) dan aduk

4. Panggang 25 menit dengan suhu 200 derajat C. Aku pake suhu 180 derajat selama 25 menit. Pake suhu segini juga sudah mateng kok.

Hasilnya:

1. Adonan sangat kental, dan cukup berat ngaduknya. Apakah kebanyakan terigu dan bubuk coklat? Mungkin aku mengukur terigu dan bubuk coklatnya terlalu munjung. Maklum, terlalu semangat pengin bikin cake. hi…hi…hi…

2. Yang jelas nggak ambleg walaupun nggak terlalu mengembang.

3. Permukaan nggak bisa alus karena adonan terlalu kental

4. Rasa sih enak walaupun padat. Di luar kelihatan keras tapi dalamnya lumayan empuk, dan yang jelas nggak seret. Maklum, menteganya kan cukup banyak. Kalau mau empuk lagi, tinggal masukkin microwave setiap kali mau makan.

5. Terus terang, cake ini mengingatkanku pada roti-roti Jerman yang padat.

6. Kalau aku rasa-rasain, rasanya kayak brownies.

7. Aku amati resep-resep cake Jerman biasanya irit telur tapi royal mentega. Betul ya?

Teman-teman, aku mau aku tanya nih, sebelumnya terimakasih ya:

1. Apakah telur harus dalam suhu ruangan? Aku kemarin enggak. Aku langsung kocok begitu keluar dari kulkas.

2. Apakah mentega atau margarin harus dalam suhu ruangan sebelum dikocok? Aku kemarin enggak.

Thanks ya mbak Agnes. Lain kali kalau bikin lagi, aku tahu kesalahanku.

Bulan depan ganti resep lagi…..satu resep per bulan cukuplah….soalnya badan sudah makin melar saja…..minggu depan harus makin rajin ke sport centre!!!!

Tanya dong………..

Posted on

Teman-teman, tanya dong. Berhubung sudah beli loyang dari Indonesia, aku pengin belajar bikin cake (atau bolu? bedanya apa sih?). Mau tanya nih, enaknya bikin cake apa ya yang sederhana tapi enak? Harap dimaklumi, aku jarang banget bisa bikin cake yang bagus alias selalu ambleg! So, ada yang punya resep? Kalau bisa cake atau bolunya syaratnya kayak gini (sudah minta tolong, pake syarat lagi. he…he…he…):

1. Putih telur nggak dikocok terpisah sama kuning telur. Pokoknya kalau ngocok kuning dan putih telur harus barengan.

2. Nggak pake digulung

3. Nggak pake acara api atas api bawah, wong ovenku sederhana

4. Nggak pake dilapis-lapis (wong selapis saja masih belum becus)

5. Nggak pake whipped cream, walaupun di sini ada whipped cream tapi aku nggak pinter ngocok whipped cream.

6. Nggak pake ditim dan dikukus, yang penting di-oven dan nggak pake pasir segala ngovennya.

7. Nggak pake susu bubuk, tapi kalau susu segar boleh karena susah banget cari susu bubuk di tempatku ini

8. Nggak pake terigu protein tinggi, rendah dan sedang. Pokoknya yang ada all purpose flour

9. Nggak pake tape, ubi, singkong, santan dan sejenisnya (daripada susah nyarinya dan harus bikin dulu kalau pake tape atau gampang cari santen, tapi paling juga kalengan, males mau buka kelapa sendiri)

10. Bahan yang bisa aku cari di sini secara gampang adalah: terigu (all purpose), gula, butter, margarine, cheese, susu segar, coklat bubuk, kopi, custard, maizena, baking powder

11. Kebetulan aku punya emulsifier (Ovalet, TBM walaupun kalau pake ini gagal juga. hi…hi..hi…)

Itu saja syaratnya. Kalau punya resep yang sederhana, tolong dong aku dikasih. Aku sudah buka-buka resepnya MPers, tapi kok masih terlalu canggih buatku. Aku penginnya yang sederhana tapi enak, nggak bantat, nggak padet, moist (pengin mudah tapi maunya buanyak. he…he…he…). Kalau perlu semua bahan dicampur jadi satu dan dikocok. he…he…he….

Terimakasih ya sebelumnya…..

Nasi goreng bumbu iris….

Posted on

Ini nyontek Primarasa Femina lagi, seri jajanan Jakarta. Judul aslinya sih “Nasi goreng tabur rawit”. Berhubung nggak punya cabe rawit (wong mahal), akhirnya aku pake cabe merah dan ijo. Yang penting puedes!!!

Resep asli pake ayam goreng, aku nggak pake soalnya Leo nggak makan daging ayam. Aku ganti pake daging sapi cincang, biar cepet dan gampang (dasar muales. he…he…he…). Resep ini sudah aku modifikasi sesukaku. Tapi yang jelas semuanya diiris, nggak ada yang diuleg (wong resep aslinya juga gitu kok). Jadi judul yang paling tepat adalah “NASI GORENG MUALES!!!”

Bahan:

600 gram nasi (resep asli 800 gram), 125 gram daging cincang (resep asli 2 potong ayam goreng yang disuwir-suwir), minyak untuk menumis, 8 siung bawang putih dicincang, 3 butir telur kocok lepas (aku malah lupa nggak aku kocok. Resep asli 4 butir telur), 5 cm prei (karena nggak punya daun bawang), 3 cabe merah dan 3 cabe hijau dipotong-potong (resep asli 10-12 cabe rawit hijau diiris tipis untuk taburan)

Saus: campur jadi satu

2 sdm kecap asin/kecap ikan, 1 sdm kecap manis, 1 sdt merica bubuk, 1/2 sdt garam, 50 ml air/kaldu (aku pake 1/2 kaldu blok ditambah air).

Cara:

1. Uraikan butiran nasi menggunakan garpu agar tidak bergumpal.

2. Panaskan minyak goreng dan tumis bawang putih sampai harum dan matang.

3. Masukkan cabe merah dan hijau dan aduk sampai layu (kalau sesuai resep yaitu pake cabe rawit, nggak perlu dimasukkan karena cabe rawit hanya untuk taburan)

4. Masukkan daging cincang dan aduk sampai matang (kalau menurut resep pake daging ayam goreng suwiran, dimasukkan setelah telur, bukan tahap ini)

5. Masukkan saus, aduk sampai harum

6. Masukkan nasi, aduk-aduk sampai rata

7. Sisihkan nasi ke pinggir wajan dan tuang telur kocok di tengah wajan. Tunggu sebentar sampai mulai membeku, langsung aduk-aduk hingga berbutir-butir kecil.

8. Aduk seluruh isi wajan hingga telur orak-arik dan nasi tercampur rata. Masukkan daun bawang (aku pake prei karena nggak punya daun bawang, itu aja hampir kelupaan) dan ayam suwiran (aku nggak pake). Aduk hingga nasi berasap.

9. Pindahkan ke piring saji. Aku taburi brambang goreng dan irisan sledri mentah. Kalau menurut resep asli nggak dikasih brambang goreng dan sledri tapi ditaburi irisan cabe rawit.

10. Kami makan pake salad, rasanya jadi seger. Kalau di resep dilengkapi dengan acar mentimun dan emping goreng.

Catatan: dengan porsi segini, kami makan dua kali (karena terlalu banyak untuk dimakan sekali. Itu saja masih sisa untuk breakfast ku. Maklum summer, jadi selera makan berkurang). Yang penting puedes. Leo yang punya masalah dengan perut, masih nekat makan ini, katanya siapa tahu cabe bisa membunuh bakteria di perut.

Semur campur

Posted on

Ini hasil nyontek buku masak Primarasa Femina (wong namanya sudah dibeli ya harus dimanfaatin ya).
Kata Primarasa, ini untuk teman makan ketupat Betawi. Lha kalau aku mau makan pake lodeh Jowo kan nggak po-po to?
Aslinya pake daging tetelan, tapi berhubung nggak punya tetelan, aku ganti 2 paha ayam dan daging sapi cincang. Aku jarang sekali makan ayam di sini (mungkin setahun cuma 3 kali), Leo bahkan nggak mau sama sekali. Paha ayam ini sudah beli lama banget sejak jaman kerajaan Majapahit, daripada jadi fosil mendingan dipake. hi…hi…hi….

Ini resep sudah sedikit aku modifikasi.

Bahan:

2 paha ayam, 125 gram daging sapi cincang, 3 sdm kecap manis, 150 gram tahu, 4 sdm olive oil (atau minyak goreng) untuk menumis, 4 telur rebus, 400 ml air panas, 1 sereh, 1 daun salam, 1 butir cengkih, 1/4 sdt pala bubuk, 4 buah tomat, brambang goreng untuk taburan.

Bumbu halus:

4 bawang merah, 5 bawang putih (aku demen banget bawang putih), 1/2 sdt merica, 2 cm jahe, 1/2 sdt garam, 1/2 kaldu blok (kalau nggak pake kaldu blok juga nggak pa-pa, wong resep aslinya nggak pake).

Cara:

1. Rendam ayam dan daging cincang dalam kecap manis dan bumbu halus, sisihkan min 15 menit.

catatan: biasanya aku kalau masak ayam, aku lumuri dulu pake jeruk nipis diamkan beberapa lama, terus dicuci, terus dilumuri pake merica dan garam terus diamkan lagi, terus digoreng. Baru dimasak. Pokoknya gimana caranya supaya ayam nggak bau amis, nggak bau ayam. Lha kalau perlu malah pake dikukus dulu sebelum digoreng supaya lemaknya netes. hi…hi…hi…

2. Potong tahu dan goreng. Kupas telur rebus dan goreng.

3. Panaskan minyak goreng, kemudian masukkan ayam dan daging cincang. Aduk hingga warna berubah, kecilkan api dan tutup wajan. Masak hingga air mengering.

4. Tuangi air panas, masukkan sereh, daun salam, cengkih, pala dan tomat, aduk.

5. Masukkan tahu dan telur goreng, masak sampai daging ayam empuk/matang serta kuahnya mengental, angkat. Taburi dengan brambang goreng.

6. Aku makan pake lontong, sayur lodeh (isinya kacang panjang, kacang tolo, krecek, dan tahu), en tambah sambel. Lupa pake krupuk. Uenak menurutku…… Ini gambarnya: