Monthly Archives: July 2007

MFM#5: Lumpia tuna kulit rice paper

Posted on

Memberanikan diri ikut ngramein MFM#5 yang diorganisir oleh Stella. Soalnya sudah diingetin sama blio. hi…hi…hi…

Nggak tahu makanan ini mau dikasih judul apa, yang jelas ini salah satu makanan kegemaran Leo.

Yang aku tahu biasanya lumpia ini diisi ayam, tapi berhubung Leo nggak makan daging ayam maka aku ganti dengan tuna. Bikinnya gampang, nggak pake dimasak, cuma modal ngrebus air doang. he…he…he….

Rasanya enak (menurut kami lho ya…), paduan rasa antara tuna, soun, wortel mentah, timun, dan rice paper. Dicocol dengan saos (hasil nyontek saosnya mbak Ine tapi aku kasih cabe). Lumpia ini enak untuk makanan pembuka ataupun brunch.

BAHAN LUMPIA:

2 kaleng tuna hancurkan (aku pake merk ini)

1 pak soun direbus (jangan sampai terlalu lembek) kemudian tiriskan (kl perlu potong-potong 5-6 cm stl ditiriskan)

Wortel potong korek api (atau lebih gede juga boleh)

Timun (potong korek api juga atau lebih gede nggak apa-apa)

Rice paper

Air panas untuk menyeduh

BAHAN SAUS:

2 cabe, uleg halus

3 siung bawang putih, uleg halus

2 sendok makan gula pasir

1/2 sendok teh garam

beberapa tetes cuka

2 sendok makan air

Semua bahan saus di atas direbus kemudian kalau mau disaring.

CARA:

1. Siapkan piring (yang cukup untuk menyeduh rice paper), tuangi air panas

2. Masukkan 1 lembar rice paper, diamkan beberapa lama sampai cukup empuk (jangan terlalu lama)

3. Angkat rice paper dan kibaskan supaya airnya netes. Pindahkan ke piring lain yang kering. Sementara itu, masukkan 1 lembar rice paper untuk di seduh di piring isi air tadi.

4. Rice paper yang sudah disedu diisi soun, tuna, wortel dan timun. Kemudian gulung kayak lumpia

5. Ulangi lagi semua prosedur di atas sampai bahan habis

6. Hidangkan dengan saus cabe.

Gampangkan? Wong ini resep orang males tapi pengin makan enak. he…he…he….. tapi yang jelas, harus cari tuna kaleng yang enak supaya hasil akhir lumpia ini enak.

Catatan: sorry lupa nulis kalau lumpia ini aku modifikasi dari lumpia basahnya Vietnam. Untung di bagian komentar ada yang mengomentari kalau ini kayak lumpia Vietnam. Jadi inget kalau belum dicantumin. Thanks ya atas komentarnya teman-teman.

Bakwan salmon

Posted on

Punya salmon filet 2 biji mendingan digunakan daripada jadi fosil di freezer. Akhirnya, jadilah bakwan salmon. Bisa dimakan pake saus asam manis atau sambel botolan.

Menurutku sih enak, nggak tahu menurut orang lain. Selain itu cepet bikinnya.

Bahan:

200 gram salmon filet (haluskan)

2-3 siung bawang putih (cincang halus)

1/4 sdt garam (maklum Leo darah tinggi, jadi harus ati-ati pake garam)

2 sdt saos wijen (minyak wijen? pokoknya kecap sesam yang kentel itu lho)

1/4-1/2 sdt merica bubuk

1 butir telur

2 sdt maizena (munjung)

Minyak untuk menggoreng (aku nggak pake banyak minyak)

Sayang nggak punya daun bawang.

Cara:

1. Campur semua bahan

2. Panaskan minyak di wajan teflon kemudian goreng (aku nggak pake sistem deep frying)

3. Hidangkan dengan nasi dan sayur selagi masih panas.

Kalau mau ditambahi saos asam manis. Kalau aku sih sukanya pake sambal botol (atau sambal terasi). Dimakan pake rebusan sayur (buncis, wortel, kembang kol) dan mentimun.

Cake ultahku permukaannya agak keriput. hiks…hiks…hiks…

Posted on

Ultah kali ini aku nggak masak istimewa soalnya Leo masih diare sejak mudik dulu. Sudah lebih dari 8 minggu tapi belum sembuh juga, sampai bingung aku. Dikasih makanan yang super anyep seperti puree sampai dengan super pedes seperti pecel Madiun hasilnya sama: diare. Aku terus terang khawatir juga. Dia sudah ke dokter dan lab segala. Hasil lab 3 kali katanya nggak ditemukan bakteri maupun parasit apapun. Besok dia mau bikin afspraak lagi dengan dokter. Mohon doa ya teman-teman supaya dia cepat sembuh karena dia makin kurus saja.

Mungkin karena Leo nggak nafsu makan (saat ini makan buat dia hanya suatu kewajiban saja), aku juga jadi muales banget masak. Asli muales.

Karena sedang males masak, tahun ini kami nggak mengundang mami (ibu mertua) dan adik ipar untuk makan malam di rumah kami. Selain males masak, aku juga males bersih-bersih rumah secara ekstra. Ibu mertuaku tipe orang Belanda jaman dulu yang super bersih, semuanya harus serba kinclong sampai lalatpun kepleset kalau menyentuh meja atau jendela kaca beliau. Sedangkan aku kalau bersih-bersih rumah ya pokoknya asal bersih saja. Jadi kalau mengundang ibu mertua, kami harus bersih-bersih rumah lebih dari biasanya. Ibu mertuaku nggak pernah mengkritik aku mantunya dalam hal kebersihan. She is just too sweet to critize me…..

Alasan lain kami nggak mengundang makan malam adalah aku muales banget mikir jenis masakan. Harus ada kompromi selera. Mami dan adik iparku kurang bisa makan makanan yang terlalu spicy. Dalam hal makanan mereka betul-betul Belanda totok yang suka banget makanan tradisional Belanda seperti stamppot, zuurkol dan sejenisnya. Sedangkan Leo tidak suka makanan tradisional Belanda karena menurut dia terlalu mild. Biasanya jalan tengahnya kami masak makanan Itali atau steak dan sejenisnya. Nah kemarin itu aku bener-bener males mikir untuk menentukan jenis masakan.

Akhirnya aku bilang sama Leo lebih baik makan-makannya diundur saja sampai bulan depan karena dia kan Agustus ulang tahun. Jadi sekalian digabung saja, daripada dia juga nggak bisa menikmati saat ini. Mungkin bulan depan kami mau makan di luar saja untuk merayakan ulang tahun gabungan tersebut.

Tapi apapun kan ultah ya, jadi paling enggak aku pengin bikin sesuatu walaupun sederhana. Akhirnya aku bikin cake. Menurutku sih enak (Leo juga bilang enak lho…..he…he…he…). Kata Leo teksturnya bagus, rasa tidak padat dan tidak seret. Cuma kok agak keriput ya. Kocokan telurnya bagus, waktu dituang di loyang bagus, di dalam oven kelihatan mengembang, waktu keluar dari oven bagus kelihatan mengembang. Tapi setelah kira-kira satu jam ketika sudah dingin kok permukaannya agak mengkerut ya. hiks…hiks….hiks…. Kenapa ya teman-teman? Ada yang bisa bantu? Terimakasih ya sebelumnya…..

Maunya dikasih slagroom (whipped cream), tapi kocokannya kurang bagus. Akhirnya pake slagroom semprotan yang disemprot ke atas kue yang sudah dipotong. Sruuuuutttt beres….hi…hi…hi…yang penting ada slagroomnya. Terus aku bikin juga semacam sirup dari kersen (cherry) untuk filling. Aku bilang sama Leo, nanti kalau ditanya mami, nama taartnya black forest gagal. he…he…he…

Mami dan adik iparku cukup menikmati “black forest” bikinanku. Kata mami:

“Het is erg lekker, Sri……..”

Nggak tahu nih, bener enak atau blio cuma ingin menghibur mantunya yang masih bego juga bikin taart. Tapi kayaknya sih enak beneran, soalnya blio sampai nambah kok. Adik iparku aku paksa bawa beberapa potong, soalnya bingung untuk cari korban lain untuk ngabisin. Untung dia mau. Legalah aku, walaupun permukaannya agak keriput sedikit (jadinya sih nggak kelihatan keriput karena sebelum aku hidangkan, aku semprot dulu pake slagroom. he…he…he…), mereka suka (walaupun mungkin dengan perasan iba mendengar cerita kegagalanku). Tapi yang penting kan TIDAK AMBLEG!!!!

Akhirnya lumayan juga “perayaan ultahku” di rumah mami. Kebetulan ultahku jatuh pada hari Sabtu dan biasanya setiap Sabtu kami (Leo, aku dan adik iparku) berkunjung ke rumah blio. Kami bawa “black forest” tersebut ke sana, dimakan rame-rame sambil minum kopi dan teh.

Catatan: gambar yang aku pajang, bukan “black forest” ku. Itu taart impianku, maunya kayak gitu, nggak keriput permukaannya. hi…hi…hi… Gambar tersebut aku ambil dari free4uwallpapers. Maunya sih kayak gitu, tapi ternyata jauh hasilnya…..tapi paling enggak, bagi yang pengin cake ultahku, silahkan dinikmati gambarnya ya…..hi…hi…hi….