Category Archives: belanda

Tips Nyimpen Jahe ala Leo….

Posted on

Suatu kali seorang bakul di pasar kebanjiran jahe. Harganya sangat murah, seplastik cuma 1 Euro. Padahal seplastik mungkin beratnya sekitar 2 kilo (mungkin malah lebih). Beli sedikit ngga boleh. Puyeng juga, padahal tidak setiap hari butuh jahe. Akhirnya dibeli juga (dasar kemaruk, begitu harga korting langsung borong. he..he..he..).

Sampai di rumah bingung mau disimpen dimana (jadi bukan loyang aja yang bingung nyimpennya. he..he..he..). Sudah disimpen di kulkas dan di freezer, masih sisa juga. Padahal freezer sudah penuh cabe. he..he..he.. Padahal jahé kan rowa (apa bahasa Indonesianya rowa? Makan tempat?). Sudah dipotong-potong tetep aja ngga cukup, akhirnya disesel-seselin ke kulkas. hi..hi..hi…tapi tetep aja beberapa lama kemudian ada yang jamuran. hiks….yang disimpen di luar kalau ngga kering ya jamuran. hiks…hiks…

Ternyata yang bisa memecahkan masalah justru Leo. Dia bilang kenapa ngga dibikin pasta jahe saja. Dia bersedia untuk membantu dari mulai ngalusin sampai dengan masukkin ke plastik. Makasih Leo. Aku padamu pokoknya.

Jadi caranya:

1. Jahe dikupas.

2. Setelah dikupas, kemudian dihaluskan, mau diparut (kalau pengin babak bundas tangannya marut 2 kilo jahe), atau diblender (jangan pake air), atau pake food processor canggih juga boleh.

3. Masukkan ke dalam plastik. Kebetulan aku kok bawa plastik yang biasa untuk bikin es. Beli waktu mudik.

4. Ujungnya kemudian diikat. Aku ngiketnya pake tali plastik kecil yang biasanya buat ngiket plastik sandwich.

5. Simpan di freezer.

Dengan cara tersebut yang jelas tidak memakan tempat di freezer. Kalau mau pake, tinggal keluarin dari freezer, diamkan sebentar (ngga perlu sampai meleleh), potong jahe pasta yang sudah beku ini secukupnya dengan pisau. Sisanya masukkan freezer lagi.

Dengan cara ini aman deh, jahe ngga bakalan jamuran ataupun kering. Lebih praktis dan tidak memakan tempat. Selamat mencoba…siapa tahu ada yang kebanjiran jahé….

Gambar yang aku posting adalah contoh jahé yang sudah beku. Terus terang, aku bingung, wong waktu itu perasaan disimpen dalam beberapa plastik, kok nemunya cuma 3 biji yak. Mungkin yang lainnya tenggelam dalam lautan cabe di freezer, wah harus kerja keras nih….digging….hi…hi…hi…

I know what I want…

Posted on

Sri: “I think I know what I want for my birthday…..”

Leo bingung, wong ultah masih lama sudah nagih kado, tapi tetep nanya.

Leo: “What?”

Sri: “Actifry

Diteruskan dengan pertanyaan klasik.

Leo: “Can you store it?”

Ini bener-bener pertanyaan klasik setiap kali aku menginginkan alat masak atau alat baking. Selalu deh: “Where are you going to store it?” atau “Do you still have a space to store it?” atau sejenisnya.

Sri: “Beliin duluuuuuuu….baru mikir gimana nyimpennya……”

Terus terang Leo juga bener. Tiap kali aku beli alat masak, puyeng nyimpennya. Rumah kuecil tapi barang banyak sampai bingung mau nyimpen loyang dimana. Tapi kok ya ngga pernah kapok. he..he..he..

Tiap kali aku kemecer ngelihat peralatan dapur di toko, langsung deh Leo senyum-senyum nyebelin. Dia sudah tahu gelagatku kalau aku pengin ngangkut loyang atau alat dapur lainnya yang dipajang di sebuah toko ke rumah.

Terus seperti biasa:

“Terus mau disimpan dimana?”

“Beli dululah, baru mikir nanti mau nyimpen dimana. Ini juga buat kamu kok…..” Halah alasan. he..he..he..

Aku bener-bener kesengsem actifry ini setelah ngelihat blog nya mbak Esther yang membahas tentang alat ini. Makasih mbak Esther infonya.

Kabarnya alat ini bisa untuk menggoreng 1 kg kentang hanya dengan 1 sendok makan minyak. Mbak Esther malah sudah mencoba menggoreng macam-macam dengan alat ini.

Selama ini aku berusaha memasak dengan cara dipanggang, di-grill, ditumis dan dikukus. Kadang pengin juga kan sekali-sekali makan gorengan. Tapi begitu inget kalori minyak tinggi sekali (1 cup minyak kalorinya lebih dari 1900 kcal), jadi ngeri juga euy. Maklum badan sudah makin bulet. Makanya pengin banget punya alat ini karena pemakaian minyaknya sangat sedikit. Cuma kok ya masih muahal ya. Aku lihat di internet harganya masih sekitar 170 an Euro atau bahkan lebih (tergantung tipe nya sih). Selain itu, energi nya kok gede juga, 1400 watt. hiks..hiks…

Sri: “Alat ini ngga hanya buat nggoreng kentang lho…..”

Mulai deh rayuan maut dilancarkan…..

Sri: “Bisa untuk nggoreng tahu, brambang goreng, lumpia dan lain-lain….malah katanya lebih enak dan gurih……”

Makin gencar tembakannya……belum menyerah soalnya….he…he..he..

Leo: “OK….I will give you an Actifry as your birthday present……”

Sri: “Thank you….thank you…..I love you……I love you…..”

Sambil jingkrak-jingkrak kegirangan. Sekarang ngitungin hari menunggu ultah. he..he..he..semoga nanti malam ngga terbawa mimpi.

Catatan: Aku bukan pegawenya Tefal lho ya….

Zalm en mozzarella in bladerdeeg

Posted on

Description:
Ini resep bikinannya Leo hasil mengarang bebas. Dia sendiri yang kasih judul. Pokoknya intinya adalah pastry isi salmon dan mozzarella. Menurutku enak, apalagi tinggal duduk manis dan makan. he….he…he…

Dulu Andra pernah tanya apa itu bladerdeeg. Kalau pengin tahu, mbak Ine pernah nulis step by step membuat bladerdeeg (puff pastry) untuk para kontaknya di sini. Waktu itu mbak Ine kalau ngga salah bikin puff pastry untuk dibuat pineapple roll pastry. Makasih ya bu lurah atas semua infonya.

Leo males bikin bladerdeeg nya, jadi dia beli di supermarket dalam bentuk beku. Ini masih dalam kotak dan yang sudah dibuka kotaknya:

Image Hosted by ImageShack.us

Image Hosted by ImageShack.us

Ingredients:
8 lembar bladerdeeg (Leo pake yang roomboter bladerdeeg)

Isi:
250 gram zalm (salmon) fillet
125 gram keju mozzarella
1 siung bawang putih
1 buah cabe merah
1/2 sdt merica bubuk
oregano
garam

Bahan lain:

1 butir kuning telur untuk olesan

Directions:
1. Membuat isi: campur dan haluskan salmon, mozzarella, bawang putih, cabe. merica, garam dan oregano.

2. Simpan adonan isi dalam kulkas, pokoknya sampai padat, nggak berair lagi. Kalau ngga salah Leo nyimpennya sekitar 2 jam-an, wong dia malah nonton balapan sepeda di tivi.

3. Ambil 1 lembar bladerdeeg. Penyet-penyet pinggirnya (maksudnya nanti supaya gampang ditempel).

4. Letakkan adonan isi di atas bladerdeeg (di tengah ya naruhnya)

5. Lipat bladerdeeg bentuk segitiga, dan tempelin permukaan dengan permukaan. Pokoknya jangan sampai bocor saja ya isinya.

6. Semir bladerdeeg dengan kuning telur.

7. Panggang dengan suhu 200 derajat Celcius selama 30 menit.

Bladerdeeg yang kami beli isinya 10 lembar. Dipake 8 lembar. Sisanya yang dua lembar aku bikin appelflap. Caranya sama, hanya isinya diganti dengan apel. Cara membuat isi appelflap sama persis seperti membuat isi appeltaart. Biasanya appelflap sebelum dipanggang, selain permukaannya diolesi dengan kuning telur, juga ditaburi gula pasir (tapi aku nggak kasih gula pasir lagi permukaannya). Ngga difoto, soalnya keburu kami embat ketika beduk maghrib terdengar (eh ngga ada beduk ding di sini).

Appelflap ini juga salah satu contoh appelgebak.

Appeltaart

Posted on

Description:
Ini resep dari ibu mertua (nggak tahu mami dapat dari mana). Yang jelas uenak tenan. Cuma karena kalori tinggi, aku bagi-bagi resiko. Aku paksa Leo makan banyak (dia demen banget dengan paksaan ini), adik ipar aku panggil untuk ngambil ke rumah, besok aku mau naik sepeda ke tempat mami untuk ngasih mami appeltaart ini supaya mami ikut ngicipin bikinan mantu.

Bikin appeltaart ini gara-gara Elika waktu itu tanya apa artinya appelgebak. Haley bilang katanya mbok bikin appelgebak. Kebetulan di rumah banyak apel dari 3 varietas (Granny Smith, Pink Lady dan Fuji). Daripada busuk mendingan dibikin sesuatu (halah alasan).

Gebak berasal dari kata bakken (to bake atau memanggang). Dalam kamus Belanda Inggris arti gebak adalah: pastry, cake(s), confectionery.

Appeltaart adalah salah satu contoh dari appelgebak. Leo bilang ada orang (tergantung daerahnya) yang menganggap kalau taart bentuknya masih utuh, tapi gebak bentuknya potongan.

Bahasa Inggrisnya appeltaart adalah Dutch apple pie. Bisa dilihat di wikipedia disini.

Terserah orang mau menyebut apa, yang jelas appeltaart ini enak dan kami suka.

Ingredients:
390 gram self-raising flour
235 gram butter (biarkan dalam suhu ruang). Aku pake 180 gram butter dan sisanya halvarine atau margarine rendah kalori (lha wong butternya habis).
195 gram gula halus
1 buah telur (aku pake telur ukuran kecil)
garam (tadi kelupaan)

Isi:
650 gram apel (aku malah pake lebih dari 650 gram. Aku pake 1 apel Granny Smith, 2 apel Pink Lady dan 1 apel Fuji)*
65 gram gula halus (aku pake brown sugar yang halus)
1 sdt kayu manis bubuk
2-3 sdt air jeruk nipis
75 gram rozijnen (raisin). Rendam dalam air panas, setelah empuk tiriskan.

Bahan lain: tepung panir untuk taburan, 1 kuning telur untuk mengoles

* menurutku kombinasi ketiga apel ini enak karena Granny Smith rasanya kuecut banget, Pink Lady dan Fuji rasanya manis sueger. Kalau di Indonesia mungkin pake apel Malang dan dicampur apel lain yang manis kali ya…

Oh ya, resepnya sih pake ukuran loyang 20 cm. Karena aku punyanya loyang ukuran 26 cm, maka resep aku konversikan seperti di atas.

Directions:
Isi:

1. Kupas apel, potong-potong, buang isi atau tengahnya yang keras ya..

2. Campur apel dengan semua bahan isi lainnya. Sisihkan

Kulit:

1. Campur semua bahan dan uleni sampai bisa digilas

2. Kalau caranya ibu mertua, adonan digilas kemudian 2/3 bagian adonan yang sudah digilas ini ditempelkan pada loyang (bagian dasar dan pinggir) yang sudah disemir margarin dan terigu.

3. Kalau caranya mantu (yang super males kalau disuruh menggilas). Asalkan adonan sudah nggak lengket ditangan, tanpa digilas, 2/3 bagian adonan ditempelkan pada bagian dasar dan pinggir loyang yang sudah disemir margarine dan ditaburi tepung terigu.

Pokoknya adonan dipenyet-penyet aja ke dasar dan pinggiran loyang sampai rata.

Terserah mau pake cara mertua atau mantu. Jadinya perasaan juga sama kok. Mantu dapet cara males ini dari internet. Kalau nanti mantu ketemu mertua, mantu mau kasih tahu mertua gimana caranya bikin dengan cara males (sapa tahu mertua belum tahu).

4. Tabur tepung panir di atas adonan pie ini. Nggak usah banyak-banyak tepung panirnya.

5. Tuang adonan isi di atas tepung panir. Lha kok kebetulan apelnya sudah berair. Airnya aku tuang juga. Sapa tahu ini yang bikin sedep.

6. Sisa adonan (1/3 bagian) dibuat bentuk gilig (kayak cacing). Kemudian tempelkan ke atas campuran apel tadi dengan cara menyilang (kelihatan kan di gambar).

Pokoknya tempel si-“cacing” secara horisontal. Kemudian secara vertikal.

7. Olesi pie dengan kuning telur.

8. Panggang. Kalau pake oven yang hete lucht (hot air) manggangnya 65 menit dengan suh 160 derajat. Kalau pake yang nggak hete lucht, pokoknya panggang sampai mateng (lupa aku, wong catatannya ilang entah kemana).

Silahkan dinikmati bu Elika dan bu Haley. Ini yang sudah potongan:

atau mau motong sendiri juga boleh

Gosong dengan suksesnya

Posted on

Sedang musuhan dengan tepung tapi berhubung punya pisang dan melihat postingan Nining disini yang menggoda iman para pendiet (maksudnya orang yang sedang diet) kayak aku, akhirnya kemarin aku bikin banana cake ini. Nggak ambleg blas, bahkan bisa mumbul. Horeeee……Makasih ya Ning…..

Tapi hiks…hiks…hiks…gosong dengan suksesnya….Luarnya gosong tapi dalamnya masih OK ngga gosong bisa dimakan dan menurutku masih enak kok, moist banget dalamnya.

Ini foto cake gosong yang lebih jelas:


Aku cuma bikin setengah resep, itupun sudah buanyak sekali buat kami berdua. Aku akan bagikan juga ke para instruktur olah ragaku, supaya mereka juga ngrasain jadi korban kegagalanku.


Kesalahanku adalah:

1. Suhu terlalu tinggi karena aku sesuai dengan resep. Tapi ovenku kan oven antik, usia sudah 25 tahun tapi oven ini selalu minta suhu lebih rendah daripada suhu di resep. Menurut resep sebelum dipanggang suhu oven dipasang 200 derajat, pemangganang dilakukan pada suhu 180 derajat selama 30 menit.

Dengan suhu tersebut, yang terjadi adalah gosong luar tapi dalam masih mentah berupa adonan cair. Harus dipanggang lagi selama 30 menit dengan suhu 160 derajat. Lain kali kalau bikin harus suhu lebih rendah tapi waktu manggang lebih lama.

Kesimpulan: kenalilah ovenmu atau nodong Leo minta belikan oven yang baru yang bagus. Iya to? Setujuuuuuuuuu???????

2. Aku pake olive oil. Rasa olive oilnya lebih dominan daripada pisangnya.
Lain kali kalau mau bikin lagi, pake minyak goreng lainnya yang rasanya tidak dominan (seperti zonnebloemolie atau minyak dari bunga matahari).

Pisang yang diimport ke Belanda menurutku nggak seenak pisang produksi Indonesia. Leo sendiri juga kurang suka pisang yang kami beli di sini.

Kesimpulan: Kalau mau makan cake ini harus mudik dulu dan bertamu ke rumah Nining, siapa tahu disuguhi banana cake (yang berupa cup cake) dan tinggal ngemplok. he..he…he…Setuju??????

Karena sedang diet, maka aku iseng menghitung kalori cake ini berdasarkan tabel kalori disini. Ternyata….hiks…hiks….hiks…..guede banget. Kalau perhitunganku nggak meleset maka kalori untuk SEPARO RESEP adalah:

Total kalori cake keseluruhan: 3915,5 kcal

Kalau dipotong menjadi sepuluh: 391,55 kcal per potong

Kalau dipotong menjadi limabelas: 261,03 kcal per potong

Kalau dipotong menjadi duapuluh: 195,775 kcal per potong.

Padahal kecukupan orang dewasa laki-laki normal katanya 2500 kcal per hari (aku nggak tahu apakah ini kecukupan bule atau orang Indonesia). Jadi bisa dibayangin kan kalau makan 2 potong yang guede?

Akhirnya dengan bersimbah air mata (biar kata-katanya kelihatan dramatis gitu), aku cuma bisa menikmati sepotong cake dan harus stop. hiks…hiks…hiks…

Ayo…siapa yang mau jadi korbanku? Kalau mau harus ke sini….

Note: Foto diambil pake HP

Horeeee…..krisis brambang berakhir…..

Posted on

Berbulan-bulan Londo mengalami krisis brambang (bawang merah). Susah banget nyarinya. Kalau ada pasti mahal (6 euro per kilo bahkan kadang lebih) dan kualitasnya nggak bagus. Itu saja kadang harus beli di toko Asia karena di supermarket sulit nyarinya.

Yang paling mengeluh dengan krisis ini adalah Leo karena tidak tersedia brambang goreng ketika dia mau makan. Aku bilang:

“Lha kamu selama puluhan tahun makan nggak pake brambang goreng nggak masalah, sekarang kok ngeluh begitu nggak ada brambang….”

“Iya…..soalnya aku merasa ada sesuatu yang ilang dalam makananku…..”

Jadi yang salah aku yak? Wong sebelum menikah, dia nggak merasa kehilangan, ketika aku perkenalkan dengan bumbu penyedap ini, tiba-tiba dia merasa ada ketergantungan.

Akibatnya dia makan tidak terlalu banyak karena merasa rasa makanan berkurang. Aku sendiri juga jarang bikin soto makanan kesukaan dia. Lha piye, soto tanpa brambang kok rasanya kurang nikmat.

Aku belikan gebakken uitjes (bawang bombay goreng) di supermarket, dia cuma nyicipin sedikit, terus nggak mau lagi. Juragan satu ini nggak doyan, katanya nggak enak. Memang juragan satu ini dalam hal makanan agak pilih-pilih. Kalau tahu ada yang enak, yang nggak enak dia nggak suka.

Dulu waktu dia belum tahu rasa asli krupuk udang, dia makan krupuk kampung beli di supermarket tidak masalah bahkan suka. Begitu tahu rasa asli krupuk udang yang bener enak kiriman dari adikku, krupuk supermarket nggak mau nyentuh lagi. Kadang mendingan nggak ngenalin makanan enak sama dia ya, daripada aku yang repot. he…he…he…Sampai-sampai teman-temannya sekantor bilang kalau aku terlalu memanjakan dia. Tapi kayaknya dia memang cocok kalau disuruh jadi juri makanan karena bisa membedakan mana makanan yang enak dan mana yang enggak.

Karena kasihan, aku belikan brambang goreng di toko Asia. Dia berkomentar:

“Sedikit agak lumayan rasanya, walaupun brambang goreng dari brambang segar jauh lebih uenak…..”

Lha kan betul dugaanku. Pasti dia akan berkomentar seperti itu.

Yang paling tahu masalahku ini adalah pedagang brambang di pasar desa. Tiap hari Selasa (hari pasar), aku ke pasar desa dan selalu menanyakan hal yang sama kepada bakul brambang. Jawabannya selalu sama:

“Belum ada brambang, mevrouw. Harga brambang terlalu mahal, tapi kualitas jelek…”

Tiap kali ke pasar Rotterdam dan menemui bakul brambang, aku juga selalu mendapat jawaban yang sama. Mereka bener-bener sudah apal dengan pertanyaanku.

Kemarin ketika aku ke pasar, lha kok aku nemu brambang. Aku begitu gembira. Pedagang brambang juga ikut gembira melihat aku gembira. he…he…he…Tertulis harga brambang 1,6 Euro per 1/2 kilo atau 3,2 Euro per kilo. Tapi untuk aku dia bilang:

“Untuk anda, harganya 2,8 Euro saja per kilo, mevrouw…….”

Dia tersenyum melihat aku kelihatan bahagia. Langsung aku borong 4 kilo.

Ketika Leo pulang dari kantor, dia melihat brambang langsung kegirangan kegirangan seperti anak kecil. Horeeeee…..Akhirnya….krisis brambang berakhir. Nggak pake istirahat, dia langsung ganti baju dan cuci tangan, dan terus mulai mengupas brambang. Saking desperatenya kali ya….he…he…he….Dia bilang,

“Hari ini dikupas, terus besok kita goreng ya. Besok nggorengnya pake deep fryer saja……”

Ini gambar Leo ketika kemarin mulai mengupas brambang:

Ha…ha…ha….begitu desperatenya dia pengin brambang…..kebetulan banget kalau dia besok mau bantuin goreng. Tapi memang dia kadang nggoreng brambang sendiri. Kalau nggak percaya, bisa di-cek di sini. Aku sendiri sebetulnya males disuruh nggoreng, tapi demi suami tercintah, ya dibela-belain…..

Lega deh krisis brambang berakhir….artinya juga aku bisa jualan kering kentang lagi…..alhamdulillah….

Gimana mau diet coba…..

Posted on

Gimana mau diet coba kalau gini caranya. Hari Senin yang lalu kami makan malam bersama ibu mertua dan adik ipar. Maksudnya mau syukuran ulang tahunku. Makanan pembukanya loempia. Menu utama pastel tutup dan rolade. Leo setuju. Tapi begitu giliran ngomongin dessert, ini nih yang jadi diet makin tambah ambrol.

Lha gimana coba, aku bilang mendingan dessertnya cake aja ditambah mixed fruit (karena kami kan hari Sabtu ke pasar jadi punya persediaan buah-buahan segar banyak). Cakenya bisa aku bikin hari Minggu. Leo setuju. Tapi kemudian dia bilang:

“Kalau ulang tahun kan harus ada slagroom (whipped cream), kan?”

“Aturan dari mana itu kalau ulang tahun harus pake slagroom?”

“Itu kan sudah tradisi…….”

Halah alasan. Padahal cake yang akan aku bikin kan pake vla (karena pengin praktek cake itu sudah lama cuma nunggu kesempatan saja yang cocok). Lha kalau ditambah slagroom kan tambah eneg dan makin tinggi kalorinya kan? Mungkin kalau rasa bisa menjadi segar karena kan dimakan pake buah-buahan segar, fresh from the market. Jadi ya sudah….aku turuti saja kemauannya. Selain itu aku juga jarang sekali memanjakan dia dengan whipped cream. Yo wis….ngalah…..

Tapi masih ada tapinya nih, setelah permintaan dipenuhi lha kok Leo terus bilang:

“Tradisinya itu kalau ulang tahun, selain slagroom, es krim juga nggak boleh ketinggalan……verplicht (wajib) hukumnya”

Gubraaakkkkkkkssssssss. Ini sih sudah mengada-ada, menciptakan tradisi sendiri.

“Mana ada kewajiban harus makan es krim kalau ulang tahun. Aku tanya mami dulu, bener nggak kalau dalam tradisi Belanda kalau merayakan ulang tahun harus ada es krim……..””

Buru-buru dia bilang (mungkin takut aku telpon mami nanyain. hi…hi…hi…):

“Please……ada ice cream dong…..please……”

Aku nggak tega melihat matanya yang kekanak-kanakan karena pengin es krim. Ya sudah….akhirnya nambah lagi es krim.

Catatan: gambar yang aku pasang adalah cake yang aku buat. Maksudnya sih pengin bikin African gateau nyontek Nining. Tapi permukaannya gagal, juelek banget jadinya (hiks…hiks….gagal maning gagal maning). Jadi yang aku bikin adalah cake dibagi 2. Yang bawah tetap dipake, kemudian dikasih vla dan ditutup lapis Surabaya (karena kebetulan punya lapis Surabaya).

Yang separonya lagi dimana? Sudah diembat sama Leo…..he….he…he….Dia mau makan sebanyak apapun nggak bakalan melar. Sedangkan aku makan sepotong kecil saja langsung badan mekar…..hiks….tapi demi ulang tahun dan demi suami tercintah, nggak pa-pa kan (halah alasan).

Terimakasih, teman….

Posted on

Terimakasih teman-teman….berkat doa dan dukungan teman-teman sedunia, akhirnya pesanan cake lapis Surabaya yang aku bikin nggak bantat. Alhamdulillah…..seneng pokoknya. Horeeeeeee……

Memang belum sempurna. Permukaan masih agak keriput. Tapi lumayanlah, bagiku sudah prestasi karena cakenya bisa mumbul naik nggak ambleg. Karena permukaan sedikit agak keriput, maka bagian permukaan yang coklat aku taruh di bawah (menghadap bawah). Bagian dasar lapisan coklat aku taruh diatas kemudian pada waktu masih panas disemir dengan mentega dan selai strawberry (ngikutin tipsnya mbak Esther). Terus direkatkan dengan bagian permukaan lapisan kuning (lha bingung aku, soalnya permukaan yang kuning agak keriput. Kalau diletakkan di atas kok kayaknya kurang cantik). Jadi bagian dasar lapisan kuning menghadap ke atas. Kemudian aku tutupi dengan kertas roti bekas manggang cake tersebut. he…he…he…jangan diketawain ya…..lha bingung aku, nggak tahu gimana sebaiknya….

Semoga pelanggan puas deh. Kalau rasa ditanggung enak kok, lha pake resep siapa dulu (sambil nglirik Haley). Cake nya bisa dipotong menjadi 30 potong (soalnya aku pake loyang gede).

Proses persiapannyapun lumayan ribet soalnya cuaca seminggu ini memang buruk terus: hujan, angin, dingin, cloudy. Summer tapi kadang suhu cuma 12 derajat Celcius.

Hari Rabu aku nggenjot sepeda ke winkel centrum (shopping centre) untuk mencari kotak cake dan lain-lain. Di tengah jalan hujan deres banget. Walaupun sudah pake jas hujan, aku tetap saja basah kuyub, pokoknya jeans bener-bener basah. Bisa bayangin kan, nggenjot sepeda pada waktu hujan deres? Berat dan jalan licin.

Sampai di winkel centrum, aku mencoba mencari karton. Tadinya sih mau bikin kotak sendiri. Tapi ternyata harga karton cukup mahal. hiks…hiks…hiks…malah waktu itu kepikiran bikin kotak dari kardus bekas (misalnya bekas kardus kotak chips) kemudian dilapisi kertas. Tapi kok ribet amat yak. Belum lagi aku nggak yakin, cukup higienis atau enggak.

Akhirnya pergi ke Hema. Di bagian cake, aku tanya boleh nggak beli taartdos (kotak cake) doang. Mevrouw nya bilang boleh. Horeee…..tapi ternyata kotaknya masih terlalu kecil untuk cake yang akan aku bikin. Kemudian diajari sama si mevrouw gimana cara nyambung 2 kotak cake. Bedankt ya mevrouw. Akhirnya keluar uang 80 cents untuk harga 2 buah kotak cake (biaya yang dulu aku lupa hitung ketika ngasih harga ke pelanggan. hiks…hiks…hiks…). Tapi ya sudahlah, yang penting ada, daripada bingung nggak tahu gimana cara membawa cake ke pasar.

Karena sudah terlanjur basah, ya sudah sekalian aku beli bahan-bahan cake. Daripada bolak-balik kan?

Kemarin Sabtu pesanan sudah aku antar ke pasar. Katanya sih akan diambil jam 3 sore kemarin. Ternyata kata pedagang pasar, yang pesen adalah bapak-bapak, bukan ibu-ibu. Mungkin blio mau ngadain pesta kali ya, soalnya pesennya cake seloyang tuh….

Aku kemarin nganterin cake pesanan aja, nggak bawa cake potong. Ditanya sama pedagang pasar….mana nih cake potongnya, kok nggak dibawa? Pelanggan kecewa lho kalau nggak ada…….(he…he…he…dasar belum punya mental bakul, jadi kemarin nggak nyiapin cake potong sekalian. Padahal di rumah aku juga bikin buat pribadi. Tahu gitu, aku potong-potong dan dijual ke pasar ya he…he…he….).

Minggu depan aku dapat pesanan kering kentang sekilo (thanks to mbak Esther, resep dan tips nya memang manjur….huuugggssss ya mbak). Alhamdulillah…..ternyata ada juga hasilnya walaupun masih kecil. Masih inget gimana suka dukanya memulai usaha mencari sesuap berlian ini.

Sekali lagi, terimakasih teman-teman atas doa dan dukungannya…….hanya Allah yang bisa bales ya…..

Note: Lupa moto cakenya….tapi yang penting nggak ambleg….

Aduh deg-degan…doain ya teman….

Posted on

Kayak apa aja judulnya. Tapi terus terang deg-degan juga lho, takut gagal. Aku mencoba jualan makanan dengan menyetor kering kentang, lapis surabaya dan rempeyek teri ke pedagang pasar. Kecil-kecilan sih daripada nganggur. Biasanya aku jual lapis Surabaya per potong (maksudnya supaya yang jelek nggak kelihatan karena sudah dipotong-potong. he…he…he…).

Nah, tadi aku di-sms sama pedagang pasar yang biasanya aku titipi dagangan kalau ada pelanggan yang pengin beli lapis surabaya bikinanku sebanyak 1 loyang. Hari Sabtu ini katanya mau diambil di pasar. Artinya kan nggak boleh ambleg yak…

Di satu sisi aku bersyukur karena ternyata akhirnya ada pelanggan yang tertarik dengan daganganku. Tapi di sisi lain aku juga deg-deg-an khawatir kalau gagal. Tahu sendiri kan, aku jago bikin cake bantat alias ambleg. Perasaan selama ini lebih banyak bantatnya daripada bagusnya. Terus seperti biasa nyalahin oven (soalnya nggak ada yang disalahin sih. Masak iya nyalahin Leo. hi…hi…hi….).

Doain ya teman-teman supaya nanti cake bikinanku nggak ambleg, bagus, nggak bantat, enak rasanya, nggak beracun, nggak gampang basi, pelanggan puas, pelanggan pesen lagi, ngajak teman-temannya ikutan pesen dsb dll dst etc enzovoort…..pokoknya yang baik-baik ya doanya. Terimakasih sebelumnya ya teman. Wish me luck.

Siapa tahu, ini awal rejekiku. Soalnya inget banget, buat jual 1 potong saja susahnya setengah mati, ini ada pelanggan yang katanya pengin beli 1 loyang….alhamdulillah…..

PS. Terimakasih untuk Haley atas resepnya (aku pake resepnya jeng Haley yang rada irit telur tapi masih enak. Maklum kalau yang boros telur, jatuhnya mahal dan susah banget lakunya).

Ada yang kepincut sama mbak Estherlita…

Posted on

Mbak Esther……ai lap yuuuuuuuuuu…..makasih ya mbak……muaaachhhhh….muaaachhhh….

Waktu itu aku pernah posting di sini tentang sulitnya mencari sesuap berlian. Tapi ternyata sekarang ada yang kepincut en kesengsem dengan kering kentang resepnya mbak Esther.

Ada seorang pelanggan yang tanya berapa harga kering kentangku per kilonya. Lha wong dulu dijual 200 gram saja susah banget, kok ini nanya per kilo.

Aku tadinya sudah menutup proyek kering kentang ini. Lha gimana, wong kerjanya setengah mati, untuk nggoreng saja seharian (padahal nggorengnya sudah pake panci guede), susutnya banyak (5 kilo kentang segar cuma jadi 1,8 kilo kering kentang padahal sudah disumpeli kacang 1/2 kilo).

Sudah gitu penghasilan yang diterima nggak sepadan dengan tenaga dan waktu yang dikeluarkan. Biaya untuk membuat kering kentang per kilo sebesar 7,3 euro (bahkan lebih karena sekarang kentang naik harganya), sedangkan dijual 12,5 euro per kilo saja nggak laku. Akhirnya harus banting harga. Jadi ya ditutup saja proyek ini. Kalau misalnya bikin, hanya untuk kepentingan pribadi.

Karena ada permintaan, aku coba-coba bikin eksperimen membuat kering kentang tapi dengan menggunakan potato chips beli di supermarket. Harga chips di sini memang relatif murah.

Ternyata hasilnya bagus juga. Bumbu dan caranya ngikutin resepnya mbak Esther, cuma dimodifikasi dikit di sana-sini karena chipsnya sudah asin.

Yang penting ngaduknya harus ati-ati karena chips kan rapuh. Ketika jadi memang agak lemes dikit. Akhirnya sesuai dengan tips yang diberikan mbak Esther, aku panggang. Cuma kemarin sok tahu, langsung aku panggang dengan suhu 160 derajat (bener-bener sok tahu, terlalu tinggi yak suhu segitu?). Baru 12 menit sudah gosong. he…he…he…jadi ada yang aku buang…..hiks…hiks…hiks….

Tapi yang jelas hasilnya tetap renyah enak dan kayaknya sih marketable deh….Gambar yang aku pasang adalah gambar kering kentang yang masih bisa diselamatkan walaupun ada beberapa bagian yang agak gosong. he…he…he…yang penting sudah nyoba ya…

Aku mau kasih tahu pelanggan kalau kering kentang model gini harganya nggak terlalu mahal. Tapi kalau maunya kering kentang ala d’Ez boleh aja, asalkan mau mahal!! Matrek soalnya. hi…hi…hi…

Sekali lagi terimakasih ya mbak Esther…..huuugggsss….

Terimakasih juga untuk teman-teman yang dulu pernah memberi support padaku…..

Siapa tahu…ini awal untuk membuka jalan rejekiku….amin….